INILAHONLINE.COM, SEMARANG
Agenda kegiatan bertajuk Ngobrol Bebas Karo Wihaji Suyono (Ngombe Kopi) jilid ke dua, dilaksanakan di dukuh Andongsili RT 6 RW 3 Desa Gondang Kecamatan Blado, Jumat malam (22/3).
Kendati udara terasa dingin, acara yang digelar di Tempat Pengumpulan Teh (TPH) itu berlangsung hangat. Peserta Ngombe Kopi itu juga disuguhi alunan musik, tarian petik teh dan tidak lupa sajian kopi hitam dengan cemilan makanan tradisional.
Esok harinya, Sabtu (23/3), Bupati Batang Wihaji Suyono bersama Kepala OPD, Komunitas, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan warga setempat melakukan ujicoba rute wisata bertajuk Tea Tour, Yakni jelajah wisata kebuh teh dengan menggunakan mobil off road.
“Di pedukuhan Andongsili kita mau bikin Tea Tour, konsep wisata seperti di Bromo dan Merapi, bedanya kalau disini di kebun teh. Sudah dua kali saya uji, memang belum kita putuskan, kita masih kaji dengan menggandeng PT Pagilaran, masyarakat setempat dan Pokdarwis,” ujar Bupati.
Menurutnya, paket wisata Tea Tour, dimulai dari Wanawisata Sikembang, melewati Dukuh Andongsili kemudian finis di Kebuh Teh Pagilaran. Wisatawan yang ingin menikmati paket wisata, cukup merogoh kocek sekitar Rp400.000 sudah bisa berkeliling ke kebun teh dengan mobil off road berkapasitas penumpang empat orang menyusuri jalan sepanjang 30 km dengan waktu tempuh dua jam lebih.
Paket wisata ini, lanjutnya, menawarkan sensasi adrenalin mengendarai off road sembari menikmati alam pegunungan dan panorama kebun teh pagilaran dengan latar pemandangan eksotis gunung Kamulyan.
Bahkan tidak hanya itu, wisatawan bisa menjajal memetik teh secara langsung dari kebun teh bersama petani setempat. Paket wisata ini akan dilaunching secepatnya, maksimal 2020 harus terealisasi, setelah dibuka diharapkan akan menggerakan sektor ekonomi warga setempat.
Dia menuturkan Pemkab Batang dalam mengembangkan wisata di wilayahnya bakal menggunakan skala prioritas, dengan mengedepankan salah satu wisata, sehingga bisa meningkatkan branding Wisata Batang.
Konsep “4 Si” tutur Wihaji, menjadi prioritas andalan wisata Batang, masing-masing Sikembang mewakili sektor pariwisata Pegunungan, Silurah mewakili wisata Budaya adat dan sejarah, Sigandu mewakili wisata pantai dan terakhir Sikuping mewakili wisata fun sport serta extreme sport.
“Empat hal itulah yang kita kedepankan, nantinya wisata tersebut saling terintegrasi. Sekaligus kita bikin paket wisata, jadi kalau ke Batang tujuannya tidak hanya satu,” ujarnya seperti dikutif semarangpedia.com.
Menurutnya, untuk mendukung program ini Pemkab menggelontorkan dana APBD yang diperuntukan untuk perbaikan infrastruktur wisata, di antaranya pantai Jodo senilai Rp 5 miliar, Jalan deles sebesar Rp 6 miliar dan lainnya.
Tahun ini, lanjutnya, infrastruktur akses jalan ke lokasi wisata jadi prioritas pembangunan karena menjadi salah satu kunci sukses pariwisata.
Sementara anggota tim percepatan wisata Kabupaten Batang, Raditya wahyu menuturkan titik wisata di Kabupaten Batang terdapat 63 spot wisata. Dengan jumlah tersebut tentu berat untuk mengembangkan wisata Batang secara keseluruhan dalam waktu bersamaan.
“Potensi banyak tetapi belum dikelola maksimal. Ini terjadi karena terkendala keuangan maupun SDM, tetapi kita harus optimis dapat mengembangkan wisata tersebut,” tuturnya.
Kendala, dia menambahkan dalam mengembangkan wisata, solusinya harus bersifat kolaboratif yang real, seperti dari pendanaan bersama dan menggunakan dana Desa.
Kemudian didukung dari segi aksebilitas, dan sudah didukung Pemkab Batang dengan reaktivasi stasiun Batang, sehingga menambah pilihan moda transportasi wisatawan menuju ke Batang.
“Terakhir kita harus mengembangkan metode Informasi dan Teknologi (IT), jadi segmentasi pengunjung ke Batang yang mayoritas dari internet bisa peroleh informasi yang memadai. Ini masih kita garap dan tahun depan kita pastikan Kabupaten Batang dikolom pencarian Google lebih viral,” ujarnya.
Direktur Keuangan PT Pagilaran Arman mengatakan semangat Pemkab Batang dalam membangun wisata di wilayahnya, selaras dengan PT Pagilaran yang lagi mengembangkan agrowistaa Pagilaran yang lebih baik, agar memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Apalagi dalam menghadapi Industri Pertanian 4.0, kemampuan manusia bakal digantikan oleh mesin atau mekanisasi, sehingga petani kedepan bakal tergeser.
“Saya kira pariwisata bisa menjadi solusi bagi masyarakat, sebagai alternatif sumber ekonomi masyarakat,” ujarnya.
(Suparman)
Komentar