INILAHONLINE.COM, BOGOR
Kementerian Pekerjaan Umum Penataan Ruang (PUPR), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Kesehatan dan didukung oleh Badan Dunia WHO menyelenggarakan Workshop Finalisasi Kegiatan Implementasi Revisi Petunjuk Teknis (Juknis) Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) di Hotel Salak The Heritage dan di PDAM Tirta Pakuan, Kota Bogor, Jawa Barat, (21-25/10/2019)
Pelatihan yang berlangsung selama lima hari ini dihadiri oleh para narasumber, baik dari pakar nasional maupun internasional, Tim RPAM, akademisi, asosiasi, serta beberapa perwakilan PDAM se Indonesia
Menurut Manajer NRW dan Trandis PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Dani Rakhmawan, bahwa kegiatan RPAM bertujuan untuk menjamin keamanan penyediaan air minum kepada konsumen dan menciptakan pengelolaan serta pelayanan air minum yang menjamin aspek 4 K (Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan)
“Kegiatan ini diselenggarakan untuk mensosialisasikan bagaimana cara kita mengamankan pelayanan air minum dari hulu sampai air siap dikonsumsi oleh pelanggan” Kata Dani.
Salah satu pakar yang berasal dari Srilanka, Asoka Jayaratne, menginformasikan bahwa program RPAM sudah dilaksanakan di berbagai negara.
“RPAM sudah dilakukan di banyak negara, contohnya Australia, Inggris, Selandia Baru, selama 20 tahun. karena kami sadar bahwa hal ini amatlah penting”, ujarnya.
Kegiatan workshop ini dibagi menjadi dua, yaitu pemberian materi secara teori, dan kegiatan kunjungan langsung ke lapangan, seperti Ciherang Pondok, Instalasi Pengolahan Air Dekeng, Reservoir Pajajaran dan lokasi perbaikan kebocoran pipa di Jalan Papandayan.
Asoka berharap seluruh PDAM yang menjadi partisipan dalam pelatihan RPAM ini bisa mengimplementasikan hasil program ini dalam waktu dekat.
” Saya berharap seluruh PDAM bisa melaksanakan RPAM dalam beberapa bulan ke depan, tidak ada artinya hanya duduk disini selama lima hari jika hasil pelatihannya tidak dipraktekkan”, pungkasnya.
(Piya Hadi)
Komentar