Inilahonline.com (Kota Bogor) – Lima peserta yang dicalonkan sebagai rektor IPB lewat jalur Himpunan Alumni (HA) “berunjuk gigi” pada konvensi Bakal Calon Rektor (BCR) IPB periode 2017-2020 sabtu (20/05/17) kemarin di Hotel Grand Savero, Jalan Pajajaran, Kota Bogor.
Para peserta diberikan waktu lima menit untuk memaparkan program kerja kepada sebelas panelis. Salah satunya panelis yaitu Wali Kota Bogor Bima Arya.
“Dari perwakilan alumni ada lima orang yang ikut dalam konvensi dan akan dipilih tiga orang yang menjadi bakal calon rektor dari jalur HA,” kata Ketua Panitia Konvensi BCR IPB Iriana Muadz.
Dalam pemaparan hasil konvensi dengan sejumlah panelis yang hadir dari berbagai institusi dan muspida Bogor, salah satu bakal calon rektor Rinekso Soekmadi menjelaskan, beberapa hal yang
akan ditingkatkannya kedepan, salah satunya menjalin kerjasama yang baik dengan mitra-mitra IPB dalam meningkatkan pertanian di Indonesia pada khususnya.
“Dua tahun kami menjalin kerjasama dengan mitra tapi masih menemukan hambatan-hambatan dalam perkembangan bidang pertanian,” katanya.
Belum lagi masalah sumberdaya manusia yang kurang mendukung sehingga semuanya
menjadi hambatan pengembangan pertanian.
“Makanya kedepan harmonisasi kami dengan pusat akan dan harus lebih ditingkatkan, pastinya untuk meningkatkan apapun termasuk dalam mengatasi kekurangan sumberdaya manusia dalam pertanian,” ungkap Rinekso.
Ia juga mengatakan, ada hal penting mengapa pertanian di Thailand lebih baik dibandingkan pertanian di Indonesia.
“Pertama karena pemerintah disana sangat fokus dengan perkembangan pertanian di Thailand, banyak kebijakan yang memang kental dengan pertanian, sehingga dari
kebijakan-kebijakan itu pula yang mempengaruhi alokasi dana untuk meningkatkan pertanian disana, mudah akses melakukan berbagai riset. Packing, handling dan marketingnya pun bagus. Dan mereka memiliki asosiasi yang luar biasa aktif,” bebernya.
Belum lagi, masalah lainnya, mahasiswa kurang diberikan pendidikan karakter dan softskill karena sudah dipenuhi jadwal sks.
Hal serupa dikatakan, bakal calon rektor kedua Wiku Bakti Bawono Adi Sasmito. Kata dia, memang saat ini jumlah sks yang begitu tinggi mengakibatkan pendidikan karakter kepada mahasiswa sangat minim.
“Semua isinya perkuliahan, mereka jarang sekali keluar kampus untuk pendidikan karakter,” ucap Wiku.
Wiku juga menyoroti kerjasama IPB dengan berbagai instansi yang sangat kurang.
Kedepan, ia akan terus tingkatkan kerjasama agar berbagai keputusan yang dikeluarkan pemerintah, ada ikut campur mahasiswa atau dosen dalam mengambil sejumlah keputusan.
“Tidak hanya melibatkan politik,” tambahnya.
Sementara, bakal calon rektor lain Prof Hermanto Siregar menyoroti masalah riset yang selama ini dirasakan kurang dukungan dari sejumlah stakeholder.
“Kedepan harus bersama-sama melakukan,
paling tidak sama-sama memikirikan ide apa untuk melakukan riset bersama apa yang sedang dibutuhkan dalam dunia pertanian di Indonesia,” katanya.
Ia juga mengatakan, kedepan akan diusungkan inovasi baru yang dimatangkan bersama pemerintah sesuai kebutuhan. Tidak dilakukan oleh IPB dan pemerintah saja. Tapi libatkan masyrakat juga.
“Bahwa akan diadakan pendidikan masal, masyarakat terlibat, diarahkan dan diberi contoh,” paparnya.
Hermanto pun akan menjadikan dunia pertanian lebih menarik sehingga mahasiswa IPB pada khususnya sangat tertarik dengan dunia pertanian.
“Ini harus dikembangkan sesuai dengan value change. Ini bukan sekedar wacana, tapi sudah diterapkan oleh negara Taiwan dan Jepang, dengan lahan yang tidak banyak tapi bisa berhasil,” tutupnya.
Ditempat yang sama, Prof Damayanti Buchori lebih menyoroti masalah perubahantrasnformatif. Yaitu perubahan mendasar pada watak dan sistem untuk menjadi terdepan unggul dan berkelas dunia.
Ia akan mengawal peran kebangsaan IPB melalui integrasi sains kebijakan praktik dalam kerangka sustainability science, menumbuhkan dan mengembangkan generasi baru petani dan wirausahawan muda bidang pertanian.
“Juga memperkuat kapasitas dan jejaring dengan para pihak pada tingkat nasional,
internasional dan lokal. Juga mendukung perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam berbasis kawasan atau lanskap,” ujarnya.
Bakal calon kelima, Bayu Krisnamurti memaparkan sifat dasar dalam organisasi dan kerja suatu lembaga perguruan tinggi seperti IPB adalah kolektif-kolegial. Setiap pemikiran dan rencana perlu dijadikan sebagai pemikiran dan rencana bersama.
“Oleh sebab, itu yang perlu dibangun adalah tim kerja yang bisa saling melengkapi dengan keseimbangan berbagai aspek (gender, generasi, demograsi, sosiologi) yang terjaga inklusifitasnya. Keberhasilan hanya dapat dicapai jika kepentingan individu merupakan hal yang bersifat sekunder terhadap kepentingan bersama yaitu kepentingan IPB sebagai institusi dan stake-holder utama (mahasiswa, alumni, masyarakat) sebagai pemegang kepentingan terpenting,” pungkasnya. (fla/indra) SZ
Komentar