Mahasiswa dan Pelajar Papua Nyaman Belajar di Kota Semarang

INILAHONLINE.COM, SEMARANG

Para Pelajar SMA dan SMK asal Papua yang sedang menuntut ilmu di Kota Semarang, kini semakin merasa nyaman, meski pada Agustus 2019 lalu di bumi Cendrawasih itu, terjadi kerusuhan yang berakibat sejumlah pelajar memilih untuk pulang ke kampung kelahirannya.

Anderson Natkime, pelajar SMA Santo Michael Semarang asal Timika, Papua mengatakan, saat itu sempat termakan isu dan terprovokasi untuk pulang ke Papua dan melanjutkan sekolah di daerahnya.

“Saya pulang ke Papua, karena termakan isu yang berkembang saat itu,” ujarnya saat ngobrol bareng dengan rekan media di ruang wartawan komplek Kantor Gubernur Jateng, Jumat pagi (15/11/2019).

Menurutnya, sesampainya di Papua dirinya melanjutkan sekolah di Timika. Namun demikian, hanya sebatas bersekolah selama tiga hari dan harus kembali ke Semarang karena harus menempuh ujian untuk kelulusan.

“Nomor ujian tidak bisa dikirim ke Papua, jadi saya memutuskan untuk kembali ke Semarang,” tuturnya. Dia mengaku kini lebih merasa nyaman menimba ilmu di Kota Semarang.

Menurutnya, suasana daerah di Semarang khususnya dan Jateng umumnya kini sangat nyaman, karena warganya ramah dan tidak membedakan, hingga tugas menyelesaikan sekolah tidak terganggu hingga diharapkan menjadi pintar dan selanjutnya membangun Papua rasa hormat menghormati sangat terjaga dengan baik.

”Saya selama tinggal di Kota Semarang dianggap seperti saudara sendiri oleh orang Semarang. Itulah yang selama ini dialami,”akunya.
Sementara itu, Maria, pelajar asal Papua yang menempuh ilmu di SMK Bagimu Negeriku Semarang menuturkan tidak terpancing dengan isu-isu yang memecah belah Papua.

“Saya sempat ditanya sama orang tua mengenai kondisi di Semarang, saya jawab Semarang aman-aman saja dan nyaman, makanya saya tidak terpancing,” ujarnya.

Disi lain, Maria juga menghimbau semua pelajar dan di seluruh Indonesia untuk tidak terpancing isu yang bisa memecah belah persatuan bangsa Indonesia.

“Jangan terpancing isu, belajar saja untuk masa depan kita sendiri, Papua adalah Indonesia, satu tanah air, satu bahasa, satu bangsa, satu NKRI,” tuturnya.

(Suparman)

banner 521x10

Komentar