Mentan Targetkan Serapan Beras dalam Musim Padi Bulan Juni 2,2 Juta Ton

InilahOnline.com (Pati-Jateng) – Menteri Pertanian (Mentan), Amran Suliaman menargetkan dalam musin padi sekarang ini, diharapkan serapan beras petani sampai Bulan Juni 2018 mencapai 2,2 juta ton. Untuk memenuhi target itu pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Bulog sebagai kepanjangan tangan pemerintah yang bakal membeli beras petani.

”Dalam memenuhi serapan gabah tersebut, kini dibentuk tim serapan gabah mulai dari Bulog, Babinsa,PPL semuanya bisa terlibat. Ini semua agar petani tidak mengalami kerugian, sehingga mereka mau menanam lagi. Kalau petani rugi hanya tanam sekali saja,”kata Mentan Amran saat melakukan kunjunga ke Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, Pati, Rabu (7/2/2018).

Dalam kunjungan panen raya tersebut dia didampingi oleh Haryanto Bupati Pati, Aster KASAD, dan sejumlah pejabat lainnya.

Menurut Amran, jika sampai pada bulan Juni mendatang Bulog ditarget mampu menyerap beras petani sampau 2,2 juta ton, atau seukuran 4.4 juta ton gabah. Namun jika harga pemebelian pemerintah (HPP) hanya mencapai Rp 3.700 rupiah, maka setelah dilakukan koordinasi dengan sejumlah pihak akhirnya ditentukan fleksibiltas HPP yaitu Rp 4.070.

”Fleksibillitas HPP ini agar petani terselamatkan. Target serapan juga bisa terpenuhi, sehingga kami juga targetkan hasil gabah bisa lebih 5 persen dari tahun lalu,” katanya.

Ia menjelaskan, terkait persoalan yang selalu membelit petani, misalnya hama, banjir, dan kekeringan, pemerintah telah membuat melakukan beberapa hal. diantaranya yang telah dilakukan yaitu melakukan normalisasi irigasi 3.4 juta hektar, sedangkan untuk persoalan kekeringan pemerintah telah membangun embung 30.000 hektar yang tersebar di seluruh Indonesia.

”Hanya untuk antisipasi hama wereng, kita telah mebuat bibit inpari 43 yang tahan wereng juga tahan banjir sampai dua minggu,”katanya.

Menurutnya, terdapat sejumlah persoalan klasik yang menimpa petani tidak akan pernah hilang. Misalnya hama, sebenarnya tidak bisa dihilangkan namun bisa dikendalikan.

”Yang terpenting bahwa komoditas strategis kita bisa penuhi sendiri. Beras kita penuhi sendiri, jagung kita penuhi sendiri bahkan ekspor,” katanya.

Sementara Bupati Pati Haryanto mengatakan, pada bulan Februari 2018 ini di Pati merupakan masa puncak panen. yang mana luas lahan yang siap panen mencapai 59 ribu hektar. Sejak 2016, dari hasil pertanian Pati terbilang surplus. Pada tahun 2016 surplus mencapai 356 ribu ton. sedangkan pada tahun 2017 surplus mencapai 285 ribu ton.

”Pada tahun ini perkiraan surplus di atas 350 ribu ton. Pada tahun 2017 kemarau panjang hasilnya kurang begitu maksimal. Dalam tahun ini petani hasil panennya bagus, mereka juga bisa menanam lebih awal,”katanya.

Haryanto menambahkan, harga gabah saat ini di Pati hanya berada di kisaran Rp 4.300 perkilogram. Harga tersebut turun setelah sebelumnya bisa mencapai Rp 5.300 perkilogramnya. Namun petani selama masih mendapatkan keuntungan dari bercocok tanam, sudah cukup senang apalagi sampai untung lebih.

”Jadi menurut saya petani ini sederhana. Hasilnya panen dapat untung wajar saja sudah terima kasih,”tandasnya.(Suparman)

banner 521x10

Komentar