INILAHONLINE.COM, BOYOLALI
Ayu Tri Handayani Pembatik difabel asal Kabupaten Boyolali menjadi inspirator para generasi muda untuk tahan banting dan memiliki daya kompetisi yang kuat. Tidak hanya pandai mencari pekerjaan yang baik tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja seperti yang sudah dilakukan oleh Ayu Tri Handayani.
Ayu Tri Handayani mengatakan, awal mula belajar membatik ketika dirinya masih di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) solo, saat itu Ayu baru lulus sekolah SMP tahun 2007. Ayu mengikuti pelatihan membatik untuk sekadar iseng karena wanita berusia 28 tahun ini tidak tertarik di bidang batik.
“Karena intens belajar akhirnya keterusan sampai sekarang, sampai saya bisa produksi,” kata pemilik Batik Tulis Kaki ini seperti dikutip laman Antara Jateng, Senin(25/2/2019).
Ayu menuturkan, awal mula menggunakan merek Batik Tulis Kaki sejak dirinya mengikuti pameran di Jakarta pada tahun 2011. Pada saat itu, ia mulai mengenalkan batik buatannya kepada masyarakat.
Satu lembar kain, menurut Ayu, dirinya membutuhkan waktu sekitar 3-4 bulan. Karena membuatnya sulit dan lama maka harganya dibandrol mulai dari Rp2-5-15 juta/lembar.
“Harga Rp15 juta ini untuk batik yang menggunakan kain sutera. Kebanyakan pembelinya dari Jakarta. Untuk penjualannya saya lebih banyak lewat Instagram,” tuturnya.
Diakui Ayu, sejak menjadi pembatik pertama kali hingga saat ini, dirinya sudah menciptakan 13 motif baru, di antaranya Bersemi dan Sejati Ati. Motif yang dia ciptakan lebih ke arah batik modern. “Motif yang saya ciptakan sendiri ini lebih ke gambar daun,” pungkasnya.
(Red/Ant)
Komentar