Paristiyanti Nurwardani : Guru Wajib Laksanakan Pembelajaran Aktif

INILAHONLINE.COM, MEDAN-SUMUT – Direktur Pembelajaran Kemenristekdikti, Paristiyanti Nurwardani, menyampaikan bahwa penerapan belajar aktif atau pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning) adalah wajib bagi guru untuk menimplementasikannya di kelas.

”Penerapan student centered learning sudah diatur oleh undang-undang, menjadi kewajiban bagi guru menerapkannya di kelas,” tegasnya di sela-sela pelatihan fasilitator daerah dan LPTK mitra Tanoto Foundation di Medan (29/8/2018).

Dia juga menyinggung tentang rencana Kemenristekdikti tahun depan akan menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk 70.000 sampai 220.000 guru dalam jabatan. Kemenristekdikti juga telah menyiapkan 12.000 modul untuk mendukung program peningkatan profesionalisme guru.

Menurutnya, program pelatihan dan pendampingan sekolah yang dilaksanakan lembaga filantropi seperti Tanoto Foundation, dapat mempercepat upaya pemerintah dalam mendorong sekolah mempercepat penerapan pembelajaran aktif di sekolah secara menyeluruh.

“Kami juga akan merekrut banyak instruktur terbaik untuk menjadi pembimbing PPG guru dalam jabatan. Saya minta para fasilitator terbaik dari Tanoto Foundation juga bisa ikut terlibat menjadi instruktur nasional PPG ini,” katanya lagi.

Direktur Pembelajaran Kemenristekdikti, Dr. Paristiyanti Nurwardani, hadir di sela-sela acara pelatihan untuk fasilitator daerah dan LPTK mitra Tanoto Fundation, di Medan, Sumatera Utara.

Saat ini Tanoto Foundation melalui program Pelita Pendidikan tengah melatih lebih dari 500 fasilitator daerah dan LPTK mitra. Mereka dipersiapkan untuk melatih dan mendampingi lebih dari 800 sekolah dan madrasah mitra dalam menerapkan praktik-praktik baik dalam pembelajaran aktif, manajemen berbasis sekolah, dan budaya baca.

Sementara itu, Affan Surya, Provincial Coordinator program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation Kalimantan Timur menyatakan bahwa himbauan Direktur Pembelajaran Kemenristekdikti harus ditindaklanjuti di lapangan segera dan secara menyeluruh.

“Tantangan abad ini membutuhkan siswa-siswa yang kreatif dan bisa menjawab berbagai masalah lingkungannya. Pembelajaran yang berpusat pada guru dan bukan pada siswa, memang seharusnya mulai ditinggalkan,” tegasnya.

Di Kaltim, metode pembelajaran aktif dan manajemen berbasis sekolah akan segera dilatihkan kepada para fasilitator terpilih program Pelita Pendidikan yang berjumlah 64 orang yang berasal dari dua kabupaten atau kota yaitu Balikpapan dan Kutai Kartanegara dan 24 fasilitator lainnya yang berasal dari Universitas Mulawarman dan IAIN Samarinda.(CJ/Mustajib)

banner 521x10

Komentar