INILAHONLINE.COM, SEMARANG
Koalisi Perempuan Indonesia (KPI) Jateng siap melakukan pemberian pemahaman mengenai energi terbarukan, kepada kaum wanita di berbagai daerah hingga ke depan mereka sudah dapat memanfaatkan sebagai penggantikan bakar baik BBM maupun kayu.
Sekretaris Wilayah Koalisi Perempuan Indonesia Jateng Endah Puspitanti mengatakan masih banyak wanita yang belum paham energi terbarukan, hingga Koalisi Perempuan Indonesia siap akan memberikan pemahaman tentang energi terbarukan.
“Untuk mengadvokasi kegiatan ini, terutama di pedesaan agar anggaran desa bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wanita, terkait pemahaman penggunaan energi terbarukan,”katanya dalam diskusi Prime Topik yang digelar MNC Trijaya FM Semarang bekerja sama dengan Koalisi Indonesia di Hotel Noormans Semarang, Senin (26/8/2019)
Menurut dia, mengingat selama ini yang paling banyak menggunakan energi terbarukan adalah kaum wanita. Selama ini wanita belum sepenuhnya dilibatkan dalam pembangunan sumber energi, meski wanita adalah pengguna energi terbesar.
”Ini semua bisa dibuktikan dalam kegiatan seperti di desa, masih ada wanita yang harus mengambil kayu bakar untuk sumber energi perapian di dapur, meski saat ini sudah ada yang menggunakan kompor gas hingga listrik,”paparnya.
Senada Staf Pokja Organisasi Setnas Koalisi Perempuan Indoensia, Muntakhanah menuturkan Koalisi Perempuan Indonesia telah melakukan program kemitraan strategis berupa program energi bersih terbarukan.
“Kami telah menggelarnya di Salatiga dan Kabupaten Semarang. Selain itu ada advokasi RUU energi terbarukan,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, lanjutnya, wanita diajak meninggalkan kebiasaan tradisional dalam pemenuhan kebutuhan energi, agar bisa menggunakan energi terbarukan atau bersih dengan peralatan modern. Bahkan dapat mereduksi peran wanita dalam penggunaan energi dari tradisional ke modern.
Menurutnya, pada 2000 yang tertuang melalui Inpres no 9, telah didengungkan adanya kesetaraan gender yang bermuara pada kesejahteraan wanita, sehingga pada saat itu mulai muncul adanya unsur yang terkait kesetaraan gender dalam setiap perda atau peraturan lainnya.
“Pada intinya bagaimana agar wanita bisa punya akses yang sama dengan laki-laki dalam pengambilan keputusan. Termasuk salah satunya menyangkut penggunaan energi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala DP3AKB Jateng dra Retno Sudewi Apt MSi MM yang diwakili Kabid Kualitas & Perlindungan Perempuan DP3AKB Jateng, Sri Dewi Indrajati mengatakan untuk membahas masalah ini, wanita juga perlu memahami apa itu energi terbarukan, selain energi listrik.
Dengan pemahaman itu, tutur Retno , ke depan kaum wanita dapat ikut memahami dan bisa terlibat langsung dalam penanganan maupun penggunaan energi terbarukan dan diharapkan wanita juga turut terlibat dalam pembangunan yang terkait sumber energi.
(Suparman)
Komentar