Pemkot Bogor Dorong Peningkatan Pendidikan, Jangan Sampai Ada Drop Out

Megapolitan484 Dilihat

InilahOnline.com (Kota Bogor) – Dalam rangka Hari Statistik Nasional 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor melakukan ekpose data-data indikator utama statistik saat briefing staf di Balaikota Bogor, Selasa (26/09/2017). Ekpose yang dilakukan BPS mencakup jumlah penduduk Kota Bogor, angka pengangguran, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan per kapita hingga Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Kepala BPS Kota Bogor Budi Hardiyono mengatakan, ekpose ini selain untuk memperingati Hari Statistik Nasional juga untuk mengingatkan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat jika data statistik begitu penting dalam kehidupan sehari-hari. Apapun yang dilakukan sebenarnya menggunakan data statistik dari yang paling sederhana sampai pada data indikator ekonomi dan sosial.

“Data statistik ekonomi dan sosial ini menjadi dasar membuat kebijakan di Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,” ujarnya.

Salah satu data yang bisa dijadikan bahan kebijakan yakni IPM. Pasalnya, di dalam IPM memuat indikator angka harapan hidup, angka pendidikan, angka lama sekolah dan pengurangan perkapita. Budi menuturkan, IPM Kota Bogor di 2016 tercatat di angka 74,50 atau menjadi peringkat ke-5 di Provinsi Jawa Barat.

“Peringkat ini sudah luar biasa diantara puluhan kota/kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat,” terangnya.

Meski begitu, lanjut Budi, masih ada beberapa hal yang perlu di evaluasi terutama terkait pendidikan dan lama sekolah di Kota Bogor yang masih di angka 10,5. Itu menunjukan masih ada anak yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah. Masih rendahnya angka lama sekolah, bisa disebabkan dari karakter masyarakat yang belum memahami pentingya pendidikan.

“Ini masalah daya juang dan kemauan untuk sekolah. Kalau punya daya juang untuk menyekolahkan anak ke tingkat yang lebih tinggi pasti akan terpacu mencari uang. Kalau orangtuanya tidak ada daya juang akan berpengaruh juga ke semangat anak. Jadinya anak memilih putus sekolah dan bekerja,” tuturnya.

Menurutnya, peran Dinas Pendidikan (Disdik) diperlukan untuk mendorong masyarakat akan pentingnya pendidikan. Disisi lain, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Dinas Koperasi dan UMKM mendorong dari sisi kemandirian masyarakat untuk berwirausaha. Bagi orang-orang yang mampu untuk berbisnis juga sebaiknya membuka usaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan untuk tetangganya.

“Jadi kan yang awalnya menganggur atau pendapatannya rendah bisa terangkat derajat hidupnya dan bisa memacu untuk anak-anaknya sekolah,” pungkasnya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya langsung menginstruksinya dinas terkait untuk mendorong pendidikan di Kota Bogor agar jangan sampai ada yang Drop Out (DO). Jika ada anak-anak yang belum lulus agar melakukan sekolah kejar Paket. (KBL)

banner 521x10

Komentar