Presiden Joko Widodo, Meminta Perguruan Tinggi untuk Mengubah Metode Pembelajaran

Nasional, Pendidikan542 Dilihat

InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta kepada perguruan tinggi untuk mengubah metode pembelajaran yang harus disesuaikan dengan karakter-karakter generasi Y (23-40 tahun) saat ini.

”Saya meminta untuk mengubah metode pembelajaran yang harus disesuaikan dengan karakter-karakter generasi Y. Oleh karena itu, generasi muda kita mendorong inovasi sehingga memfasilitasi mahasiswa menjadi pembelajar yang aktif baik di dalam maupun di luar kelas,”tegas Presiden saat menyampaikan orasiilmiah dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Diponegoro (Undip) di Stadiun Undip Semarang, Selasa (17/10/2017).

Menurut Presiden, metode pembelajaran juga harus berubah dengan mengakomodasi prinsip yang memungkinkan mahasiswa untuk mempunyai karakter yang baik, etos kerja yang tinggi, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.

”Jadi mahasiswa harus memiliki jiwa anti korupsi, jiwa toleransi, jiwa inovasi dan jiwa kreatif. Meski kompetisi antar negara begitu sangat ketat dan sangat sengitnya,”ujarnya.

Dijelaskan Presiden, menyadari hal itu diperlukannya infrastruktur berupa creative hub, termasuk perguruan tinggi diharapkan turut serta menyediakan co-working space bagi anak-anak muda yang berjiwa wirausaha dan inovatif.

”Negara lain juga sudah membangun itu ada co-working space, creative hub, perubahan-perubahan seperti ini, kalau kita tidak cepat betul-betul kita akan ditinggal negara-negara lain,”paparnya.

Presiden Jokowi juga mengingatkan, bagaimana perkembangan perubahan dunia yang begitu cepat, termasuk kecepatan lalu lintas informasi dan perkembangan ilmu pengetahuan.

”Karena itu muncul inovasi-inovasi disruptif dalam hampir semua aspek kehidupan belakangan ini,”katanya.

Diantaranya menurut Presiden, hadirnya media sosial seperti facebook, Twitter dan Instagram, tanpa disadari juga mempengaruhi kehidupan masyarakat saat ini. ”Karena itu, perguruan tinggi harus mengantisipasi serta yang paling penting adalah memotori Inovasi disruptif.”

Selain itu, menurut Presiden, perguruan tinggi harus dapat menjawab perubahan dan kebutuhan spesifik saat ini, agar sesuai dengan inovasi-inovasi disruptif. Fakultas atau program studi misalnya harus menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi saat ini.

Presiden mencontohkan, fakultas ekonomi sebaiknya tidak hanya memiliki jurusan akuntansi, manajemen dan studi pembangunan. Tetapi juga harus mendirikan jurusan logistik manajemen atau ritel manajemen. ”Karena disitulah nanti ekonomi akan bergerak,”katanya.(Suparman)

banner 521x10

Komentar