INILAHONLINE.CIM, KOTA MUNGKID – Delegasi dan program penumpu pangan provinsi Jawa Tengah. Dicanangkan pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Wilayah (Musrenbang) Eks Karesidenan Kedu, bertempat di Pendopo Soepardi Setda Kabupaten Magelang, Senin (28/4/2025).
Musrenbangwil Eks Karesidenan Kedu diikuti oleh, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Temanggung dan Kota Magelang.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengatakan kegiatan Musrenbangwil yang ke empat, di mana Musrenbanwil ini dihadiri oleh para Bupati dan Walikota Eks wilayah Kedu.
Maka ditargetkan pada tahun 2026 Jawa Tengah, sudah swasembada pangan. Musrenbangwil tahun 2025 ini membahas tentang infrastruktur untuk mendukung swasembada pangan, dan tahun 2026 sudah swasembada pangan yang selaras dengan program pemerintah pusat.
“Setelah Musrenbangwil di tingkat Karesidenan, maka akan di lanjutkan ke tingkat provinsi dan kementerian terkait,” kata Ahmad Luthfi.
Menurutnya, potensi Jawa Tengah terkait dengan swasembada pangan, cukup dan surplus, jatah dari Pemerintah Pusat di Jawa Tengah 11 juta ton bisa dipenuhi. Terhitung sampai hari ini, Jawa Tengah dengan jumlah 731.000 hektare pertanian telah menghasilkan 4,9 juta ton.
“Sehingga dalam waktu empat bulan ke depan kita sanggup untuk memenuhi target nasional,” ujar Ahmad Luthfi.
Sebelumnya, Jawa Tengah telah menghasilkan 8,8 juta ton dari luasan lahan sebesar 1,5 juta hektare. Ia menambahkan, swasembada pangan untuk kedaulatan pangan di Jawa Tengah.
“Karena sehebat apapun wilayah yang paling utama adalah kedaulatan pangan, kita sanggup dan mampu,” kata Ahmad Luthfi.
Bupati Magelang, Grengseng Pamuji mengatakan, Sapta Cipta pada cipta ke empat berimpelentasi pada pembangunan kawasan lumbung pangan, pertanian, peternakan, perikanan berbasis riset dan potensi wilayah. Hal ini sangat selaras dengan arah kebijakan “Meneguhkan Posisi Jawa Tengah sebagai Lumbung Pangan Nasional”.
Lebih lanjut ia memaparkan, Kabupaten Magelang dengan luas 1.129,983 km2, secara administratif terbagi dalam 21 kecamatan, 367 desa dan 5 kelurahan. Salah satu sektor unggulan adalah pertanian. 75,19 persen lahan di Kabupaten Magelang berupa lahan pertanian, dan 33,79 persen penduduk usia di atas 15 tahun bekerja di sektor pertanian.
Dari sisi produksi padi tercatat 160.695 Ton-GKG pada lahan dengan luas panen 31.382 hektare, yang cukup menonjol adalah padi organik, dengan luas lahan 2.119 hektare di 5 kecamatan yaitu Sawangan, Grabag, Bandongan, Salaman, dan Tempuran. Berdasarkan indikator makro yang sudah dirilis oleh BPS, Angka kemiskinan Kabupaten Magelang tahun 2024 mengalami penurunan dari tahun 2023 yang semula sebesar 10,96 persen menjadi 10,83 persen.
Adapun target angka kemiskinan tahun 2026 sebesar 9,07 persen – 9,93 persen. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2024 sebesar 72,10, naik dari capaian tahun 2023 sebesar 71,56. Target IPM tahun 2026 sebesar 73,15. Indikator selanjutnya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dengan capaian 3,55 persen. Angka ini lebih baik dibandingkan dengan capaian tahun 2023 sebesar 4,42 persen.
Tahun 2026 TPT ditargetkan sebesar 4,16 persen– 3,81 persen. Capaian pertumbuhan ekonomi tahun 2024 sebesar 5,06 persen meningkat dibanding tahun 2023 sebesar 5,04 persen, sementara itu target tahun 2026 sebesar 4,95 peraen – 5,65 persen.
“Mengingat arah kebijakan Jawa Tengah sebagai Lumbung Pangan Nasional, kami sampaikan juga indikator penumpu pangan. Indeks Ketahanan Pangan Kabupaten Magelang tahun 2024 sebesar 79,71 dan target tahun 2026 sebesar 80,74. Indikator berikutnya adalah Prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan/prevalence of undernourishment (PoU), yang mana capaian Kabupaten Magelang tahun 2024 sebesar 11,24 dan target tahun 2026 sebesar 10,52.
Sementara berkaitan dengan pertanian sebagai salah satu sektor unggulan, Kabupaten Magelang sekaligus mendukung Jawa Tengah sebagai penumpu pangan mengusulkan 5 prioritas bantuan keuangan bagi Kabupaten Magelang diantaranya, rehabilitasi jaringan Irigasi pada beberapa wilayah lumbung pangannya Kabupaten Magelang, yaitu Grabag, Sawangan, Dukun, Secang, dan Candimulyo. Pada lokasi daerah irigasi tersebut terdapat banyak kerusakan saluran maupun bangunan pelengkap irigasi dan penahan tanggul yang kritis.
Kemudian pembangunan jembatan Kali Elo di ruas jalan Bumirejo-Paremono. Jembatan ini berada pada jalur pendukung Food Production pertanian padi, lombok dan lain-lain. Jalur ini juga merupakan pendukung konektivitas perekonomian antar Kecamatan Mertoyudan dan Kecamatan Mungkid.
Selain itu Grengseng Pamuji juga menyampaikan bahwa, Kabupaten Magelang masih memiliki permasalahan di bidang pendidikan. Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) di Kabupaten Magelang tahun 2024 sebesar 7,83. Angka ini lebih rendah dari Provinsi Jawa Tengah (yaitu sebesar 8,02) dan Nasional (sebesar 8,85).
Prosentase penduduk yang tamat SMA sederajat di Kabupaten Magelang juga masih rendah, tercatat tahun 2024 sebesar 24,85 persen. Dilihat dari data jumlah penduduk usia SMP sederajat yang akan menjadi siswa SMA/SMK di Kabupaten Magelang sebenarnya cukup tinggi, yaitu 63.225 anak.
Namun jumlah SMA/SMK/MA Negeri yang ada di Kabupaten Magelang masih terbatas dan persebarannya belum merata di semua wilayah kecamatan.
“Oleh karena itu, kami mengusulkan pembangunan sekolah SMA/SMK Negeri di Kecamatan Srumbung, Kecamatan Kaliangkrik dan Kecamatan Sawangan dengan pertimbangan kondisi geografis bergunung-gunung dan akses transportasi kurang terjangkau,” usulnya. (ali subchi)