Reses, Anggota Komisi VI DPR-RI Lakukan Kunjungan Ke Pabrik “Tahu Sehat” Di Kabupaten Bogor

Megapolitan, Politik467 Dilihat

INILAHONLINE.COM, CIBINONG

Anggota Komisi VI DPR-RI dari Fraksi PPP Hj. Elly Rachmad Yasin dalam masa resesnya melakukan kunjungan ke Pengerajin Tahu di Kampung Pisang Kelurahan Keradenan Kecamatan Cibinong Kabupaten bogor, untuk melihat pembuatan Tahu non formalin, selasa (20/10/2020)

Acara kegiatan kunjungan anggota dewan F-PPP ini dihadiri Ketua dan Sekjen Sedulur Pengerajin Tahu Indonesia (SPTI), Kepala Dinas (Kadis) UMKM, Kadis DMPTSP, Camat CIbinong, Lurah Keradenan dan para pengerajin tahu.

Hj. Elly Rahmat Yasin didampingi Camat Cibinong, Lurah Keradenan dan Ketua SPTI melihat langsung ke tempat pembuatan tahu.

Dalam kunjungannya tersebut Hj Elly Rahmat Yasin mengatakan, bhawa kunjungan dirinya ke pengerajin tahu ini untuk melihat proses pembuatan tahu non formalin atau yang disebut “Tahu Sehat”.

“Tahu biasa kita komsum hampir setiap hari dan kita ingin Tahu yang kita komsumsi ini harus bebas dari formalin, agar tidak menyebabkan penyakit di kemudian hari,” katanya isteri mantan Bupati Bogor Rahmat Yasin.

Menurut Elly, dengan adanya organisasi SPTI, pihaknya berharap agar menjadi dampak positif buat para pengerajin Tahu yang masih memakai formalin. Karena dengan menggunkan formalin, maka tidak baik buat tubuh manusia sebagai konsumen yang memakan tahu.

“Saya berharap dari kunjungan saya ini, khususnya untuk para pengerajin Tahu di Kabupaten bogor, diharapkan bisa bersinergi dengan Dinas UMKM, sehingga bisa membangun daerahnya masing-masin,” harapnya.

Sementara itu, Ketua SPTI Kabupaten Bogor Wasis menyambut baik atas kunjungan dari anggota dewan DPR-RI. Karena dengan junjungan dan perhatian dari anggota Komisi VI ini, pihaknya sebagai pengerajin Tahu mengucapkan berterimaksih atas kunjungannya.

“Kunjungan beliau ke tempat pembuatan Tahu putih ini, kami serbagai pengerajin tahu juga harapan agar bisa bisa dibantu untuk berkomunikasi dengan BPOM sekaligus bisa membantu kami di masalah perijinan dan masalah di apangan,” imbuh Wasis. (ian Lukito)

banner 521x10

Komentar