INILAHONLINE.COM, SEMARANG – Manajemen PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk tahun ini siap melakukan efisiensi perusahaan, untuk menggenjot pendapatan hingga naik 20%, dengan menyiapkan inovasi sedikitnya lima produk terbaru, di tengah kondisi perekonomian belum menunjukkan adanya perubahan membaik.
Dirut Sidomuncul David Hidayat komitmen untuk meningkatkan pendapatan perusahaan dan Sidomuncul harus maju dan berkembang hingga diharapkan mampu menjadi industri jamu dan farmasi terdepan.
Menurutnya, untuk mewujudkan program itu, fokus utama adalah melakukan optimalisasi sumber-sumber penerimaan perusahan. Bahkan Sidomuncul komitmen untuk melakukan efisiensi di semua bidang.
Pemanfaatan alat produksi secara maksimal dan terus melakukan inovasi produk terbaru sesuai yang diinginkan pasar dan tren konsumen saat ini, setelah sukses memproduksi herbal jenis cair dan kemasan botol, kini sedang disiapkan sedikitnya lima produk baru
Produk terbaru ini disiapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi kini, dimana kepraktisan diutamakan.
“Semua mesin modern digital untuk produk terbaru itu, sudah siap terpasang dan masih dalam produksi percobaan, diproyeksikan Oktober mendatang sudah dapat beroperasi penuh, hingga diharapkan mampu mendukung upaya peningkatan pendapatan perusahaan,” ujarnya, SENIN (9/7/2018).
Selain itu, lanjutnya, fokus peningkatan kerja menjadi prioritas dan melakukan restrukturisasi cost atau biaya operasional.
Dengan cara tersebut, tutur David, diharapkan ada optimalisasi kinerja dengan memanfaatkan semua potensi, beberapa item produk jamu yang diminati konsumen akan tetap dipertahankan dan ditingkatkan.
“Situasi ini menjadi catatan penting bagi manajemen di level pengambil keputusan dan telah disikapi dengan pertimbangan yang matang dalam rangka memaksimalkan kinerja usaha di masa mendatang,” tutur David.
Langkah itu, menurut David, juga merupakan bagian dari upaya manajemen perusahaan untuk melakukan cut off atas inefisiensi kinerja yang berlangsung. Perusahaan membutuhkan penyusunan strategi yang lebih adaptatif dengan situasi yang sedang terjadi agar di tahun-tahun mendatang mampu meraih tren positif pertumbuhan kinerja sebagaimana yang diharapkan.
David menuturkan manajemen perusahaan melihat prospek usaha di tahun mendatang yang lebih baik dibandingkan dengan tahun ini. Meskipun ada anggapan bahwa isu penurunan daya beli masyarakat dan substitusi konsumsi masih akan berlangsung, namun secara makro ekonomi, efek dari belanja infrastruktur negara diprediksi akan mulai memperlihatkan dampak positif.
Di internal perusahaan, penguatan strategi bisnis tahun ini tengah disiapkan dengan memanfaatkan teknologi digital berbasis data, yang akan diterapkan di seluruh bidang, hingga bakal terkoneksi tidak hanya pada pengelolaan produksi, manejemen, marketing, tetapi hingga ke jalur distribusi sampai distributor dan para agen resmi.
“Saat ini kita sudah memasuki jaman teknologi digital yang begitu pesat. Bahkan ini sudah memasuki seluruh aspek kehidupan, sehingga sudah seharusnya Sidomuncul adaptif terhadap perkembangan ini dalam aspek sistem pengelolaan bisnis secara keseluruhan yang mencakup aspek produksi, penjualan & distribusi serta marketing,” ujar David.
Dengan strategi itu, dia menambahkan diharapkan bakal membuahkan hasil positif di tahun-tahun mendatang, di antaranya bentuk penguatan tersebut adalah upaya pemenuhan target volume penjualan, pendapatan dan profitabilitas terhadap beberapa produk unggulan seperti pada produk Tolak Angin berbagai varian.
Menurut David, wujud peningkatan efisiensi di bidang produksi melalui pembangunan fasilitas produksi dengan pabrik baru Tolak Angin/ produk likuid yang mampu memproduksi dua kali lipat dari pabrik lama. Dengan mesin modern digital kapasitas pabrik baru yang sudah mulai uji coba produksinya ini bakal mencapai 100 juta sachet per bulan dan masih dapat ditingkatkan menjadi 200 juta sachet yang sebelumnya kapasitas pabrik lama hanya 70 juta sachet per bulan. Mesin baru ini kedepannya dapat digunakan untuk memproduksi produk baru Sidomuncul lainnya.
Beroperasinya pabrik baru Tolak Angin (produk likuid) itu, juga diharapkan mampu mendukung strategi efisiensi yang dijalankan perusahaan. Pengeluaran modal yang telah dilakukan dalam penambahan mesin modern tersebut menjadi langkah strategis dalam membentuk penguatan profitabilitas secara berkelanjutan.
“Melalui kebijakan-kebijakan strategis itu, kami optimis bahwa tahun mendatang akan menjadi momentum titik balik serta upaya progresif kami dalam menjawab tantangan dan dinamika yang ada pada industri. Dengan kapabilitas yang dimiliki, kami berupaya sebaik mungkin untuk memaksimalkan potensi usaha yang ada dalam rangka menjaga pertumbuhan usaha ke arah yang lebih positif dan senantiasa berkelanjutan,” tutur David.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk berkode SIDO itu berkomitmen untuk terus melakukan peningkatan best practice atas prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang baik (Good Corporate Governance-GCG) dengan tujuan menjadikan GCG sebagai standar budaya tata kelola yang berlaku. Secara bertahap, perusahaan melakukan upaya pengembangan tersebut sebagaimana tercantum dalam Road Map GCG yang telah disusun.
Hingga akhir tahun lalu, lanjutnya, Sidomuncul berhasil meningkatkan laba bersih setelah pajak naik 11,1% menjadi Rp533,798 dari laba sebelumnya 2016 hanya sebesar Rp480,5 miliar.
Manajemen tahun ini juga akan memfokuskan pada distribusi serta penjualan ekspor. Menurut David, pertumbuhan dapat dicapai dari hasil upaya manajemen dalam melakukan pembenahan distribusi secara signifikan.
Dampak perbaikan itu, diharapkan akan memberikan kontribusi pertumbuhan pada tahun ini, dan akan terus meningkat lebih baik. Target pencapaian pertumbuhan laba pendapatan tahun ini 20%. (Suparman)
Komentar