STPI Penabulu Optimalkan Jejaring Untuk Tekan Angka TBC di Kota Bogor

Berita, Megapolitan411 Dilihat

INILAHONLINE.COM, BOGOR – Partnership Indonesia (STPI) Implement Unit (IU) Kota Bogor mengoptimalkan jejaring District Based Public Private Mix (DPPM). Pasalnya, Jawa Barat menjadi salah satu wilayah dengan angka penderita Tuberkulosis (TBC) tinggi di Indonesia. Penabulu-Stop TB STPI Implement Unit (IU) Kota Bogor mengoptimalkan jejaring District Based Public Private Mix (DPPM).

Kegiatan ini menyatukan sinergi antara Penabulu-STPI dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan pihak legislatif yakni DPRD Kota Bogor Komisi IV. Pertemuan tersebut berlangsung di Bogor Valley, Tanah Sareal pada Selasa (6/12).

Program Staff IU Kota Bogor, Sarah Anggiani menjelaskan Penabulu-STPI merupakan Organisasi Non-Pemerintah (NGO) yang berperan melakukan penyuluhan, eliminasi, pengecekan, dan pelayanan lain pada penyakit TBC.

Penabulu-STPI IU Kota Bogor bergerak bersama Dinkes melakukan penyuluhan dan pengecekkan spesimen dahak di seluruh kelurahan yang ada di Kota Bogor. Selain pemeriksaan, kader juga berperan aktif mengajak pasien ke puskesmas dan melakukan investigasi kontak pada pihak keluarga pasien.

“Agenda kita banyak sekali di tahun ini. Hari ini kita optimalisasi jejaring DPPM untuk peningkatan notifikasi kasus TBC dan mengoptimalkan dukungan pemerintah daerah melalui pengesahan Rencana Aksi Daerah (RAD) TBC,” tuturnya.

Strategi mendorong keterlibatan lintas sektor ini diharapkan memunculkan kebijakan dan dukungan dalam eliminasi TBC. Selain Dinkes dan DPRD, IU Kota Bogor juga menggaet 4 rumah sakit swasta dan milik pemerintah daerah.

“Besok kami juga akan melakukan pemberian motivasi tentang Terapi Penanganan TB (TPT) dan pemberian obat kepada keluarga pasien sebanyak 25 Puskesmas di Kota Bogor,” imbuh Sarah.

Wakil Supervisor TBC Dinkes Kota Bogor, Ella Nurmala mengakui Penabulu-STPI sangat membantu pihaknya. Sebab diakuinya Dinkes tidak bisa bergerak sendiri untuk menangani dan menurunkan angka TB.

“Target bersama Penabulu-STPI bisa meningkatkan pelacakan dan penemuan kasus. Karena fokus kami sekarang adalah menemukan kasus agar penurunannya bisa lebih teratasi,” jelas Ella.

Diungkapkan Ella, jumlah kasus TB tiap tahunnya selalu meningkat. Jumlah tersebut turun hanya saat pandemi saja.

“Sedangkan di tahun 2022 penemuannya cukup tinggi di atas 100 sekira 6 ribu kasus. Rata-rata di usia produktif 15-45 tahun,” timpalnya.

Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Bogor, Muaz Hade mengatakan pihaknya siap memberikan dukungan untuk menekan jumlah penderita kasus TB. Sebab, menurutnya hal itu penting dilakukan karena jika tidak akan menimbulkan turunnya produktifitas masyarakat.

“Kalau masalah itu menimbulkan korban yang terus meluas, maka perlu jadi perhatian. Karena jika sudah berpengaruh pada turunnya produktivitas maka akan menurunkan kesejahteraan keluarga apalagi jika menjangkit sang kepala keluarga,” kata Muaz. (PH/RB)

banner 521x10

Komentar