INILAHONLINE.COM, SEMARANG – Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP) bersama dengan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, dalam surveinya masih mengunggulkan pasangan Cagub-Cawagub Jateng Ganjar Pranowo-Taj Yasin.
Survei yang dilakukan pada 3-10 April 2018 itu, menghasilkan angka Ganjar-Yasin sejumlah 50,3 persen dan Sudirman Said -Ida Fauziyah, sejumlah 10,5 persen, dan sisanya 39,2 persen belum menyatakan sikapnya.
”Survei tersebut dilakukan pada 3-10 April 2018 dengan menggunakan metode standard multi stage random sampling. Jumlah responden dalam survei tersebut sebanyak 600 orang, dengan margin of error sebesar lebih kurang 4,1 persen,”ujar Direktur LSKP-LSI Denny JA Sunarto Ciptoharjono di hotel Grand Candi Semarang, Selasa (23/4/2018).
Menurutnya, Ganjar-Yasin masih unggul di semua segmen pemilih. Paling menonjol yaitu basis pemilih milenial yang mencapai 42,38 persen dari seluruh pemilih. Bahkan generasi muda atau milenial lebih aktif membangun komunikasi melalui jejaring media sosial.
”Pemilih senior mencapai 57,62 persen dari total penduduk, 48,88 persen mendukung Ganjar-Yasin dan 9,9 persen mendukung Sudirman-Ida,”paparnya.
Dia mengungkapkan, dukungan pemilih dari partai politik juga terlihat konsisten, yakni dari PDIP, Golkar, Demokrat, Nasdem, PPP.
”Bahkan Ganjar-Yasin juga memeroleh dukungan dari partai lawan, yaitu Gerindra dan PKS. Sementara yang konsisten memilih Sudirman-Ida adalah kader PKB dan PAN,”ungkapnya.
Menurutnya, Ganjar unggul karena selisih popularitas yang mencapai 40 persen, yakni 89,5 persen berbanding Sudirman hanya 44,2 persen. Sementara dua wakilnya, di bawah 30 persen.
”Persepsi masyarakat akan kepuasan kinerja petahana juga tinggi. Sebanyak 57,6 persen menyatakan puas dan yang tidak puas 28,4 persen. Sementara sisanya menjawab tidak tahu,”tuturnya.
Selain itu, lanjut dia, penguat Ganjar-Yasin adalah perpaduan nasionalis dan agamis, faktor tersebut mempengaruhi suara di Jawa Tengah.
”Jateng lumbung nasionalis yang disokong agamis yang diwakili Taj Yasin, putra KH Maimoen Zubaer. Kondisi ini ditopang partai koalisi sehingga semakin kokoh,”ujarnya.
Ia mengungkapkan, kondisi masih sangat dinamis. Kesempatan untuk menaikan popularitas masih terbuka, di sisa waktu kampanye yang masih tersisa dua bulan.
”Terbuka kemungkinan migrasi suara, terutama jika ada blunder atau tsunami politik yang mampu mengubah persepsi secara drastis,”tandasnya.(Suparman)
Komentar