InilahOnline.com (Kota Bogor) – Kelangkaan gas melon 3 kg bersubsidi di Kota Bogor mendapat sorotan dari berbagai pihak. Salah satunya, pengamat kebijakan publik yang juga Rektor Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Muhammadiyah, Yusfitriadi. Menurutnya, aparatur wilayah harus berperan aktif dalam pengawasan distribusi gas melon 3 kg bersubsidi.
Pasalnya, peran aparatur wilayah maupun Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Bogor sampai saat ini belum juga ada tanda-tandanya untuk segera sidak terkait langkanya gas melon tersebut.
“Pemerintah di tingkat kecamatan atau kelurahan harus pro aktif dalam mengadukan kondisi ini kepada pemerintah tingkat atas,” katanya saat dikonfirmasi oleh inilahonline.com, Senin (4/12/2017).
Menurut Yus sapaan akrab Yusfitriadi langkanya gas melon 3 kg bersubsidi bisa terjadi karena dua hal, yakni; pertama, adanya ulah spekulan yang hanya mendistribusikan gas berukuran besar. Kedua, kurangnya pengawasan oleh pihak yang berkompeten dalam mengawasi dan memastikan ketersediaan gas.
“Iya ada dua faktor, bisa jadi ulah spekulan yang ingin untung besar, atau karena kelalaian pengawasan pihak yang kompeten dalam pengawasi dan memastikan keteraediaan gas untuk masyarakat,” ungkapnya.
Yus pun merasa heran, padahal di tingkat pusat sendiri tidak ada pernyataan bahwa pemerintah sedang mengalami keterbatasan ketersediaan gas.
Namun, anehnya kenapa di Kota Bogor tiba-tiba saja terjadi kelangkaan gas melon 3 kg bersubsidi di beberapa wilayah di Kota Bogor.
“Iya padahal kalau melihat ketersediaan gas secara umum tidak ada pernyataan sama sekali dari kemenetrian atau dari lembaga yang berkompeten, yang menyatakan terjadinya kelangkaan gas,” pungkasnya. (Nicko)
Komentar