InilahOnline.com (Pelabuhanratu-Kab. Sukabumi) – Geopark Nasional Ciletuh Palabuhanratu (GNCP) disambangi dua anggota tim assesor dari UNESCO Global Geopark (UGG) untuk melakukan penilaian keberadaan kawasan GNCP, di Kabupaten Sukabumi, 1 sampai 4 Agustus 2017.
Kedua anggota tim assesor dari UGG terdiri dari Alex Andrasanu (Rumania) mewakili Eropa dan Soe Jae Lee (Korea Selatan) mewakili Asia. Keduanya akan ditemani oleh Tim observer perwakilan Indonesia untuk Unesco, Hanang Samudera, Ketua Tim Badan Pengelola Geopark Nasional Ciletuh-Palabuhanratu Denny Djuanda, Tim Ahli GNCP Prof. Mega Fatimah Rosana, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar Ida Hernida, dan beberapa perwakilan dari Bio Farma.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jabar, Ida Hernida mengatakan, kedatangan tim assesor Global Geopark dari UNESCO ini akan menilai kelayakan GNCP menjadi geopark dunia. Untuk mendapatkan penilaian tersebut, kelengkapan infrastruktur yang telah dilengkapi diantaranya petunjuk jalan, panel-panel keterangan, petunjuk arah, sanitasi air bersih, MCK, tempat sampah dan Geopark Information Centre (GIC).
“Kami melengkapi semua yang belakangan belum dilengkapi sesuai dengan arahan dari UNESCO,” kata Ida dalam keterangan resminya, Rabu (2/8/2017)
Tim assesor ini akan mengunjungi sejumlah tempat di kawasan GNCP. Hari pertama tim mendapat presentasi dari Badan Pengelola GNCP, tim ahli, Bio Farma, serta dari Bupati Sukabumi di Istana Presiden Pasangrahan Tenjoresmi yang dilanjutkan kunjungan ke Geopark Iformation Center (GIC).
“Di hari pertama ini, tim assesor belum bisa memberikan komentarnya karena masih mengumpulkan data,” ujarnya.
Sedangkan di hari kedua, tim akan mengunjungi Tenpat Pelelangan Ikan (TPI), Pantai Kunti – Gunung Badak, Curug Cimarinjung – Ciemas, SDN Tegal Caringin untuk menyaksikan sosialisasi GNCP pada kalangan siswa, lalu ke geosite Panenjoan (Ampi theater terbesar) dan mini museum geopark, lalu ke Pangumbahan (goesite konservasi penyu) yang dilanjutkan dengan pelepasan penyu.
Hari ke-3 mengunjungi Panntai Ujung Genteng (geosite coral reef, kampung nelayan, situs budaya bunker), dilanjut ke Asaba Land (pengolahan gula kelapa) dan muara Cikarang, lalu ke Surade ((Puslit Geopark Unpad), Palabuhanratu (Geyser Cipanas Cisolok) dan berakhir di Kampung adat Sinaresmi (Culture diversity).
“Sedangkan pada hari keempat dilakukan diskusi dan bedah dossier antara tim assesor dengan rombongan,” tambah Ida. (Hilda)
Komentar