INILAHONLINE.COM, BOGOR – Menjadi kota yang dinilai berhasil dalam menangani masalah sosial, terutama penanganan anak jalanan, gelandangan dan pengemis membuat Kota Bogor kembali menjadi tempat belajar bagi kota/kabupaten lain. Kali ini, DPRD Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Balaikota Bogor.
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kotawaringin Barat Gusti Nurani mengatakan, kedatangannya ke Kota Bogor ini dilatar belakangi karena Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat sedang membuat raperda terkait penanganan anak jalanan, gelandangan dan pengemis. Selain itu, sesuai dengan program pemerintah pusat Indonesia bebas dari anak jalanan, pengemis, gelandangan hingga wanita tunasusila.
“Untuk itu kami ingin belajar ke Kota Bogor dalam menangani anak jalanan, pengemis, gelandangan dan wanita tunasusila. Bagaimana pembinaan dan pemulangannya karena banyak anjal dan pengemis di daerah kami berasal dari luar daerah,” ujarnya seusai audiensi di Paseban Surawisesa, Balaikota Bogor, Jalan Ir. Juanda, Kota Bogor, Kamis (26/7/2018).
Ia menuturkan, saat ini program penanganan anjal, pengemis, gelandangan dan wanita tunasusila sudah berjalan, namun tinggal lebih memantapkan kiat-kiat, ide dan masukkan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menjadi satu. Nantinya, informasi dan pengalaman dari Kota Bogor akan diadopsi untuk bisa diterapkan di Kabupaten Kotawaringin.
“Kalau di Kota Bogor kan penanganannya sampai kepada edukasi, sosialisasi dan pembinaan. Semoga nanti bisa kami terapkan sekalipun anggaran penanganan kami hanya Rp. 2 miliar,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinsos Kota Bogor Azrin Syamsudin mengatakan, penanganan anjal (anak jalanan) dan gepeng (gelandangan, pengemis) di Kota Bogor bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Kapolresta Bogor Kota hingga Kapolsek di masing-masing wilayah. Tak hanya itu, anjal dan gepeng yang terjaring di kirim ke panti atau yayasan yang khusus mengurus anak-anak jalanan. Di panti atau yayasan tersebut mereka akan dilakukan pembinaan dari segi mental dan diberi keahlian seni, budaya, komputer dan bahasa Inggris.
“Jadi jika anjalnya berasal dari luar Kota Bogor akan kami kembalikan ke kotanya, kalau warga Kota Bogor langsung kita kirim ke panti. Sementara itu untuk wanita tunasusila dikirim ke Panti Sosial Karya Wanita Cibadak, Sukabumi,” katanya. (Agha Dwi)
Komentar