INILAHONLINE.COM, BOGOR – Bogor sangat pantas menjadi kota ekonomi berbasis syariah. Sebab, ekonomi syariah ini lahir di Bogor yang ditandai dengan diresmikannya perbankan syariah di Istana Bogor, yaitu Bank Muamalat. Termasuk institusi halal pun lahir di Bogor, yaitu di Institut Pertanian Bogor (IPB).
Oleh karena itu, diharapkan Kota Bogor ini bisa menjadi contoh untuk daerah lainnya. Apalagi saat ini tengah digodok rancangan Peraturan Daerah (Raperda) mengenai zakat, sehingga sangat pantas Kota Bogor menjadi kota ekonomi syariah.
KH. Dr. Irfan dari Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menerangkan hal tersebut dalam materi tausiyahnya usai pelaksanaan shalat shubuh berjamaah di Masjid At Taqwa Balai Kota Bogor, Selasa (31/7/2018) pagi, yang diikuti Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat bersama sejumlah kepala OPD, kabag, asisten serta para camat dan lurah.
“Kalau perlu saat Hari Jadi Bogor (HJB) dibuat konsep halal yang dihadiri oleh puluhan negara. Itu akan menjadikan posisi Kota Bogor benar-benar sebagai kota halal. Tinggal bagaimana membuat produk halalnya, memastikan bagaimana proses pembuatan produknya,” papar Irfan.
Namun begitu, bukan berarti bisa menghalalkan yang haram. Halal itu berarti sudah jelas. Haram katakan haram. Begitu pun jika halal, katakan halal jika halal.
“Jadi konsumen mengetahui produk yang akan dibelinya itu apakah halal atau haram. Jadi semuanya serba jelas, bukan berarti melarang orang misalkan menjual daging babi atau memakannya. Itu terserah dia (penjual), kita tidak bisa melarang. Tetapi, kita menginginkan agar produknya itu diperlihatkan. Jangan sampai produk yang haram itu dibungkus sesuatu yang seolah-seolah kemudian itu menjadi makanan halal,” ungkapnya seraya menambahkan maka posisi Kota Bogor akan semakin luar biasa sebagai kota halal. (ian Lukito)
Komentar