Presiden Jokowi, Ingin Buktikan Temuan Peneliti UNDIP Tentang Teknologi Ozon

InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – Presiden Joko Widodo yang datang ke Kampus Universias Diponegoro (Undip) Semarang, disambut antusias oleh para mahasiswa dan Rektor Undip beserta jajarannya. Presiden yang datang lebih awal ini ingin membuktikan sendiri hasil penemuan riset dari peneliti Universitas Diponegoro, khususnya tentang sistem penyimpanan produk pertanian dengan teknologi ozon.

Dalam orasi ilmiahnya saat Dies Natalis ke-60 Universitas Diponegoro (Undip) di Stadion Undip Semarang, Selasa (17/10), Presiden memanggil peneliti Undip penemu teknologi ozon Dr. M. Nur, DEA untuk ke panggung.

“Saya sangat menghargai riset-riset yang dilakukan oleh Undip mengenai ozon, penelitinya juga di antara kita, mungkin Bapak bisa maju,” kata Presiden memanggil M. Nur seorang peneliti dari Undip.

Mendapat panggilan dari Presiden, saat itu juga dosen senior ini maju mendekati ke mimbar tempat Presiden berdiri, Presiden pun berdialog dengan peneliti sekaligus memanggil perwakilan petani yang akan menjadi pengguna hasil penelitian tersebut. ”Mana petaninya supaya ikut maju ke depan,”pinta Presiden.

Menurut Presiden, riset-riset yang bermanfaat dan langsung bisa digunakan dan diterapkan di lapangan itu, merupakan hal yang sangat diperlukan karena problem pangan Indonesia adalah masalah pasca-panen.

“Panennya kebanyakan bingung simpan di mana akhirnya banyak yang busuk. Masalah ini berpuluh-puluh tahun tidak bisa kita atasi. Jadi dengan adanya penelitian ini sangat membantu bagi petani, sehingga hasil temuan itu layak secara bisnis dan visibel secara ekonomi,” katanya.
Sementara M. Nur ketika menjawab pertanyaan Presiden, mengatakan produk hasil risetnya menggunakan teknologi plasma yang mampu membangkitkan ozon. ”Jadi Ozon ini bisa membunuh mikroorganisme penyebab busuk produk pertanian tersebut,” katanya.

Lebih lanjut Presiden menanyakan, bagaimana cara kerja hasil riset tersebut, yang bisa menyimpan produk pertanian seperti beras dalam waktu setahun tanpa rusak atau cabai lebih dari tiga bulan tak rusak.

”Jadi beras kita kirim ozon ke beras tersebut, ozon itu membunuh mikroorganisme yang menjadi penyebab busuknya beras tersebut,” katanya.

Terkait masalah soal rasa yang juga sempat ditanyakan Presiden, menurut M Nur, tidak terpengaruh sedikit pun sehingga sangat aman dikonsumsi dan hasilnya juga sama dengan beras-beras lainnya. ”Rasanya tetap enak dan tidak ada perubahan,”paparnya.

Presiden pun menanyakan harga alat tersebut, yang dijawab oleh peneliti berkisar Rp165 juta, untuk kapasitas 10 meter kubik dengan konsumsi listrik yang sangat kecil.”Alat ini menggunakan listrik dengan tenaga kecil,”katanya.

Presiden kemudian memanggil perwakilan petani yang akan menggunakan alat tersebut, namun ia sekaligus ingin membuktikan sendiri efektivitasnya.

“Kalau saya belum (paham). Kenapa saya senang ke lapangan karena kalau diceritain masih belum nangkap. Saya akan lihat nanti kalau Ozone sudah dipegang, nanti saya lihat di lapangan,” katanya. (Suparman)

banner 521x10

Komentar