INILAHONLINE.COM, JEPARA
Ratusan wisatawan hingga kini masih tertahan di Pulau Karimunjawa, Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, karena kapal yang melayani penyeberangan ke Jepara tidak bisa mengarungi laut akibat gelombang tinggi.
“Hingga kini, ketinggian gelombang laut di Jepara masih berkisar 2,5 meteran sehingga tidak aman untuk aktivitas pelayaran,” kata Kepala Bidang Perhubungan Laut Dinas Perhubungan Kabupaten Jepara Suroto di Jepara saat di konfirmasi antaranews, Rabu (2/1/2019).
Suroto mengungkapkan kapal penyeberangan dari Jepara ke Karimunjawa tidak bisa beroperasi menyusul gelombang tinggi sejak Senin (31/12) hingga sekarang.
Untuk saat ini, kata suroto, jumlah wisatawan yang belum bisa menyeberang ke Jepara berkisar 140-an wisatawan dari sebelumnya mencapai 200-an orang.
Sebagian wisatawan, katanya, ada yang memanfaatkan transportasi udara, jika memang memiliki agenda mendesak untuk segera pulang.
Untuk bisa pulang menggunakan pesawat terbang dari Karimunjawa ke Semarang, wisatawan harus bersabar karena kapasitas pesawatnya hanya berkisar 60-an penumpang.
“Informasinya, Pemprov Jateng akan mengupayakan penambahan frekuensi penerbangan agar bisa mengangkut wisatawan yang masih tertahan di Pulau Karimunjawa,” ujarnya.
Gelombang tinggi yang terjadi di Perairan Laut Jepara setiap musim baratan merupakan hal biasa yang terjadi setiap bulan Desember, Januari hingga Februari.
Menurut dia pihak biro wisata tentunya sudah memberikan penjelasan kepada wisatawan bahwa pada bulan-bulan tersebut memang rawan terjadi gelombang tinggi, sehingga ketika berlibur pada bulan-bulan tersebut memang harus siap menerima konsekuensi tidak bisa pulang sesuai jadwal.
“Jika ingin pulang menggunakan kapal penumpang, tentunya harus menunggu gelombang laut kembali normal karena saat ini memang tidak aman untuk aktivitas penyeberangan,” ujarnya.
Sementara itu, Syahbandar Jepara Trijoto menambahkan gelombang tinggi memang terjadi sejak Senin (31/12) sehingga diterbitkan larangan kapal penumpang beroperasi demi keselamatan penumpang.
“Karena hingga sekarang gelombang di laut masih mencapai 2,5 meteran lebih maka larangan tersebut kembali diperpanjang sambil menunggu kondisi cuaca kembali normal,” ujarnya.
Wisatawan yang masih tertahan di Karimunjawa, kata dia, memiliki alternatif pulang dengan naik pesawat.
Ia memastikan wisatawan sudah mengetahui konsekuensinya ketika berlibur pada musim baratan seperti sekarang, sehingga harus menyiapkan anggaran yang lebih ketika kapal penumpang tidak bisa beroperasi bisa menggunakan pesawat dengan biaya perjalanan yang lebih mahal.
(Mohammad Iqbal)
Komentar