InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – PT Industri Jamu dan Farmasi SidoMuncul Tbk telah mengakuisisi lahan dan bangunan aset milik PT Nyonya Meneer di kawasan Bergas, Klepu Kabupaten Semarang senilai Rp21,9 miliar, sebagai upaya untuk menambah lahan persiapan pengembangan pabrik ke depan.
“Aset tanah seluas 24.475 meter persegi yang berlokasi di jalan Soekarno-Hatta Km28 di Desa Bergas, Klepu, Kabupaten Semarang itu, sebelumnya digunakan sebagai tempat rekreasi agribisnis Taman Djamoe Indonesia PT Nyonya Meneer,” ujar David Hidayat Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi SidoMuncul Tbk di Semarang, Kamis (12/10/2017).
David mengatakan, SidoMuncul membeli tanah dan bangunan Taman Djamoe itu melalui proses lelang eksekusi hak tanggungan pada 26 September lalu dengan teknisnya, emiten berkode (SIDO) itu bertransaksi dengan PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua.
”Jadi dana yang digunakan untuk pembelian aset itu, dari sumber dana internal Sido Muncul dan tidak berdampak pada gangguan terhadap aspek finansial SidoMuncul,”ujarnya.
Menurutnya, tahapan pembeliannya murni melalui skema lelang resmi dari KPKNL itu, dan disepakati nilai transaksi sebesar Rp 21,901 miliar. Perolehan aset lahan tersebut juga diharapkan bakal mendukung aktivitas dan kelangsungan usaha SidoMuncul.
”Kami berminat membeli aset tanah dan bangunan Taman Djamoe milik Nyonya Meneer itu karena letaknya bersebelahan, bahkan menempel dengan pabrik Sido Muncul dan dapat untuk tambahan persiapan lahan serta berpeluang untuk pengembangan pabrik ke depan,”ujarnya.
Sebelumnya Kurator Kepailitan PT Nyonya Meneer mengundang sebanyak mungkin investor, yang serius untuk dapat mengambilalih dan menyelamatkan merek pabrik jamu legendaris tersebut.
Kurator Kepailitan Nyonya Meneer Ade Liansah menuturkan brand jamu ini terbukti telah bertahan tiga generasi dan jika tahun depan terdapat investor yang serius menyelamatkan, perusahaan itu akan genap berusia 100 tahun.
”Produk jamu Nyonya Meneer ini harus diselamatkan dengan pertimbangan sudah berjalan tiga generasi,” ujar Ade.
Semenjak berdiri 1918, lanjutnya, Nyonya Meneer telah terbukti sebagai produk jamu yang berkualitas. Ini terbukti dengan masih setianya para pengguna produk tradisional ini semenjak dahulu hingga saat ini.
Kurator selalu terbuka dengan adanya investor. Dalam sidang pencocokan tagihan disebutkan terdapat tiga investor strategis yang berbeda termasuk tim Rachmat Gobel, yang melakukan pembicaraan mengambil alih Nyonya Meneer melalui kurator.
Menurutnya, saat ini tim kurator lebih fokus memperpanjang 72 merek yang kadaluarsa serta menelusuri harta bergerak milik perusahaan. Pasalnya hanya dua aset ini yang masih tersisa dari perusahaan setelah kreditur pemegang jaminan yakni Bank Papua berhasil melelang seluruh aset di bawah penguasaanya.
”Terlepas dari penjualan fixed asset milik Nyonya Meneer yang telah dieksekusi oleh Bank Papua, hingga saat ini kurator selalu terbuka dengan adanya minat investor,”tuturnya.
Dalam upaya penyelamatan dari kepailitan PT Nyonya Meneer, pengusaha nasional Rachmat Gobel mendapatkan saingan Iwan Bogananta, pebisnis yang lama berkecimpung di sektor energi yang ikut menyatakan sangat berminat untuk mengambil alih dan mengembangkan perusahaan jamu Nyonya Meneer itu.
Dalam pertemuan antara Iwan dengan Charles Saerang, pemilik dan Presiden Direktur Nyonya Meneer di salah satu restoran di bilangan MH Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Iwan menyampaikan, minatnya itu kini hanya tinggal menunggu putusan hakim pengawas mengenai status kepailitan terkait sisa kewajiban untuk utang pajak, utang pekerja dan utang kreditur yang tidak memiliki aset.
Sebelumnya, Rachmat Gobel juga memutuskan untuk tidak melakukan langkah penyelamatan seperti yang pernah dibahas dengan Charles sekitar dua bulan lalu. Gobel mengatakan kasus kepailitan yang terus berlanjut membuat rencana yang dibahas dengan Charles tidak bisa berlanjut.
Namun begitu, dia mengharapkan dapat mengambil alih brand Nyonya Meneer dan membangunnya kembali.
Sementara Bank Pembangunan Daerah (BPD) Papua, salah satu kreditur telah melakukan lelang atas 9 aset milik Nyonya Meneer senilai Rp 120 miliar dalam jangka waktu 60 hari setelah putusan pailit pada 4 Agustus 2017. Hasil dari lelang tersebut digunakan untuk melunasi kewajiban Nyonya Meneer kepada Bank Papua senilai Rp69 miliar.
Terpisah, Charles mengatakan pihaknya belum mengetahui pasti transaksi jual beli aset tanah miliknya dengan SidoMuncul, karena teknisnya ditangani pihak lain dan hingga saat ini belum memberitahukan hasilnya.(Suparman)
Komentar