Sudirman Said, Pembangunan Energi Diperlukan Pemerintahan Bersih Tidak untuk Kepentingan Kelompok

InilahOnline.com (Semarang-Jateng) – Bakal calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said mengatakan, pembangunan energi hanya bisa dilakukan oleh pemerintahan yang bersih. Namun pemerintahan yang korup, tidak jujur dan tidak mementingkan kelompok di atas kepentingan nasional, sulit melaksanakan pembangunan energi.

”Pemimpin yang tidak bersih dan hanya berpikir jangka pendek, tidak bisa mewujudkan padahal pembangunan energi adalah pekerjaan jangka panjang, sehingga belum tentu selesai satu periode masa pemerintahan,”katanya dalam Seminat Nasional bertema Masa Depan Energi dan Sumber Daya Alam mineral di Jawa Tengah yang diselenggarakan Dewan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Rabu (24/1/2018).

Menurutnya, dalam pembangunan energi ini jika menggunakan kalender Pemilu yaitu lima tahunan, pembangunan energi tidak pernah akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pembangunan energi harus berpikir untuk generasi mendatang. tetapi untuk menghadapi ancaman habisnya energi fosil, maka sudah seharusnya memikirkan energi baru terbarukan (EBT) untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil tersebut.

”Sesuai dengan rencana umum energi nasional (RUEN) bauran energi nasional, tahun 2025 kontribusi energi baru terbarukan diharapkan mencapai 23 persen,”paparnya.

Namun menurut Pak Dirman panggilan Sudirman Said ini, target tersebut nampaknya sulit dicapai karena hingga akhir tahun 2017 baurannya baru mencapai sekitar 9 persen. Dengan demikian tingkat energi baru terbarukan rata-rata hanya 0,54 persen per tahun. ”jadi sulit target bauran 23 persen tahun 2015 bisa tercapai,”ujarnya.

Ia menjelaskan, saat menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pihaknya sangat mendorong pembangunan energi baru terbarukan, meski saat itu mendapat tentangan karena mahalnya investasi untuk membangun pembangkit EBT itu.

”Mahal karena kapasitas yang dibangun masih kecil. berbeda kalau kapasitasnya besar dalam jangka panjang akan mural, dan mengurangi ketergantungan pada BBM impor,”jelasnya.

Pak Dirman bertekad, jika terpilih sebagai gubernur pihaknya akan meningkatkan bauran EBT dalam pemanfaatan energi di Jawa Tengah. Namun saat ini bauran EBT di Jateng baru 4 persen dari 7.299 megawatt, sehingga masih jauh di bawah rata-rata nasional yang 9 persen.

”Kalau dipilih rakay Jawa Tengah jadi gubernur, saya akan panggil para pengusaha pembangunan listrik untuk meningkatkan bauran EBT di pembangkitnya. Oleh karena itu, kalau pemimpinnya jujur tidak punya kepentingan pribadi dan kelompok, pengusaha akan nurut,”paparnya.

Dalam dunia usaha, lanjut pak Dirman, pada dasarnya akan ikut aturan pemerintah, jika pemerintahannya bersih dan semata-mata bekerja untuk kepentingan rakyat. ”Jadi tergantung bagaimana pemimpinnya bisa mengatur dengan baik, untuk kepentingan masyarakat,”tegasnya.(Suparman)

banner 521x10

Komentar