INILAHONLINE.COM, MAGELANG — Pemandu Arung Jeram di aliran Kali Elo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengeluh adanya limbah kotoran hewan yang di buang ke aliran sungai yang menjadi rute wisata Rafting. Pasalnya, para wisatawan yang sering komplain adanya bau tak sedap saat meliwati lokasi pembuangan limbah dari kotoran hewan tersebut.
Adalah Khanif pemandu Arung Jeram yang menyampaikan kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto saat menjadi nara sumber dan Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga Mulyanto (moderator), pada Pelatihan DAK Non Fisik Pelayanan Pariwisata dan Kepemanduan Arung Jeram Kabupaten Magelang Tahun 2023, di Grand Artos Hotel Magelang, Selasa (29/08/2023).
Ada 40 orang pemandu Arung Jeram dari 21 operator, mengikuti pelatihan pelayanan kepariwisataan yang digelar Disparpora Kabupaten Magelang. Kegiatan bertajuk ‘Pelatihan Pemandu Wisata Arung Jeram’ berlangsung empat hari (Senin – Kamis tanggal 28 – 31 Agustus 2023). Tujuannya, meningkatkan pengetahuan, motivasi dan kompetensi para pemandu wisata arung jeram, agar memenuhi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).
Selain limbah kotoran hewan, kata Khanif, masih ada juga masyarakat yang membuang sampah di aliran Sungai Elo yang menjadi lintasan sekitar 12 km dan durasi antara 2,5-3 jam itu, menjadi andalan wisata air di Kabupaten Magelang. Sebab wisatawan bisa menikmati pemandangan yang indah dan merasakan keseruan ber-arung jeram ditemani pemandu yang telah berpengalaman.
Namun disepanjang rute, masih ada warga yang membuang limbah, sehingga mengganggu wisatawan saat mengikuti arung jeram di Kali Elo yang berangkat atau menggunakan starting point di Pare yang berada di bawah Jembatan Blondo, dan berakhir di sekitar daerah Sawitan.
Adanya keluhan itu, Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto menyatakan, agar Disparpora, Satpol PP dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) segera melakukan koordinasi untuk segera melakukan langkah antisipasi, supaya limbah yang dibuang ke sungai dan baunya mengganggu kenyamanan para wisatawan bisa dilakukan pencegahan.
“Kami minta agar masalah limbah yang dibuang ke sungai Elo, dan baunya dikeluhkan wisatawan ini, segera dilakukan tindakan. Sebab Sungai Elo menjadi tempat wisata Arung Jeram bagi wisatawan yang menjadi andalah pelaku wisata di Kabupaten Magelang,” pinta Adi Waryanto.

Menurut Sekda Adi Waryanto, bagi masyarakat yang ingin liburan ke destinasi yang terjamin protokol kesehatannya, yakni Cleanliness (kebersihan), Health (kesehatan), Safety (keamanan), dan Environment Sustainability (kelestarian lingkungan), atau yang dikenal dengan CHSE.
Protokol CHSE, merupakan satu dari sekian ikhtiar Kemenparekraf guna mewujudkan pariwisata Indonesia yang siap dan sesuai dengan 4 aspek tersebut. Maka pemilik usaha yang berhasil lolos asesmen CHSE kelak menerima sertifikat dari pemerintah. Sertifikasi CHSE adalah hal esensial di bidang pariwisata, karena terkait pemberian jaminan oleh pihak pemilik usaha kepada wisatawan yang datang berkunjung.
Untuk itu, sebanyak 21 operator Rafting selaku pengelola wisata Arung Jeram yang beroperasi di aliran Sungai Elo di Kabupaten Magelang, harus memenuhi standar yang telah ditetapkan dan menerapkan CHSE. “Jangan sampai ada komplain dari wisatawan saat melakukan kegiatan arung jeram yang merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi yang banyak diminati masyarakat yang suka berpetualangan,” jelasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten magelang, Mulyanto mengatakan, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan instansi terkait, sehubungan adanya pihak yang membuang limbah ke Sungai Elo yang mengganggu wisatawan Arung Jeram. “Kami segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk dengan operator Arung Jeram,” ujarnya.
Kebersihan, kesehatan, kenyamanan dan keamanan serta kelestarian lingkungan, menjadi keharusan bagi destinasi wisata, termasuk wisata arung jeram di aliran Sungai Elo. Jangan sampai adanya limbah tersebut, mengganggu wisatawan untuk datang ke Magelang untuk berwisata Arung Jeram.
“Kalau wisatawan yang datang ke Magelang terus meningkat, akan berdampak pada kesejahteraan pemandu wisata, khususnya Arung Jeram dan juga berdampak ekonomi masyarakat. Maka pelayanan, kenyamanan dan keselamatan wisatawan dan kualitas pelayanan harus ditingkatkan,” pintanya. (ali subchi)
Komentar