INILAHONLINE.COM, CIBINONG
Mulai 27 Oktober 2019 mendatang, sistem 2-1 di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. kasatlantas Polres Bogor AKP Fadli Amri mengimbau agar pengendara mengatur waktu perjalanan dan memperhatikan teknis penerapan sistem 2-1 ini.
Kasat Lantas mengatakan, sistem 2-1 ini diharapkan menjadi solusi alternatif penanganan arus lalu lintas di jalur Puncak. Sistem ini diuji coba untuk menggantikan sitem buka tutup yang sudah sekitar 30 tahun diterapkan tiap Sabtu-Minggu untuk mengatasi kemacetan.
Dia menjelaskan, sistem 2-1 ini adalah upaya Satlantas Polres Bogor bersama Pemda Kabupaten Bogor dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mencari alternatif solusi penanganan kemacetan di Puncak. Sistem ini adalah hasil kajian bersama dengan akademisi dan masyarakat Puncak.

Menurut AKP Fadli, penelitian dan pemantauan sudah dilaksanakan sejak beberapa bulan ke belakang dan melibatkan banyak pihak. Dia menjelaskan sistem 2-1 ini diterapkan dengan cari membagi jalan menjadi 3 lajur.
Di pagi hari karena arus cenderung lebih ramai ke atas atau ke arah Puncak, maka 2 lajur digunakan untuk naik ke atas Puncak dan 1 lajur ke bawah arah Jakarta. Sebaliknya di siang hari 2 lajur ke bawah arah jakarta dan 1 lajur arah Puncak. Penerapan sistem 2-1 ini hanya dari Pos Lantas Gadog Ciawi hingga persimpangan Taman Safari, setelahnya normal 2 lajur 2 arah.
Pembatasan lajur di wilayah penerapan sistem 2-1 akan menggunakan traffic cone. “Seperti saat contra flow di tol. Pasang dan tarik (traffic cone-red) khusus Sabtu-Minggu saja atau libur besar yang dibutuhkan,” kata AKP Fadli, Senin (7/10/2019).

AKP Fadli mengatakan, meski sistem 2-1 ini sudah akan diuji coba 27 Oktober 2019, masih ada sejumlah hambatan di lapangan. Di antaranya adanya titik crossing seperti di Mega Mendung, Pasar Cisarua, Cipayung dan beberapa persimpangan lainnya.
Kendala lain, lanjut AKP Fadli, adalah lebar jalan yang tidak homogen dari Gadog hingga simpang Taman Safari. Ada beberapa titik yang masih sempit yang hanya cukup dilalui 2 kendaraan saja.
“Untuk beberapa titik yg mengalami penyempitan, dalam rapat sudah dibahas untuk segera di perlebar sehingga bisa dibagi menjadi 3 lajur. Dinas PUPR baik daerah maupun pusat sudah mengamini,” ujarnya.
Selain itu, lanjut AKP Fadli, ada kendala juga masalah mindset masyarakat yang selama ini terpaku dengan one way dan berbondong-bondong melakukan perjalanan di pagi hari untuk naik ke Puncak dan siang hari turun ke arah Jakarta. Dia mengatakan, dengan adanya uji coba sistem 2-1 ini, tidak ada lagi pembatasan jam naik maupun turun di kawasan Puncak.
Dengan begitu, diharapkan nantinya masyarakat tidak memusatkan pergerakan di pagi hari untuk naik ke Puncak, tapi bisa setiap saat mengakses jalur tersebut.

“Apabila warga masih berbondong-bondong berangkat di pagi hari maka akan terjadi penumpukan dan antrian yang panjang untuk naik ke atas. Saya tegaskan sekali lagi agar bisa membagi perjalanannya dari pagi sampai dengan malam hari menyesuaikan dengan kebutuhan real masing-masing warga,” jelasnya.
AKP Fadli menambahkan, uji coba sistem 2-1 ini bukanlah keputusan final. Nantinya akan ada evaluasi bersama apakah sistem ini berhasil atau belum.
“Pasti akan ada evaluasi bersama, apakah manfaatnya lebih banyak atau mudharatnya lebih banyak. Jika lebih baik maka akan kami teruskan, jika tidak maka kita harus mencari alternatif lain, program ini merupakan langkah jangka pendek dan harus didukung dengan penguraian arus yaitu mengalihkan perjalanan ke jalur alternatif seperti Cibubur-Cileungsi-Jonggol-Cianjur atau pun melalui Sukabumi jalur Cigombong-Sukabumi-Cianjur,” jelas Fadli.
(Piya Hadi)
Komentar