INILAHONLINE.COM, BANDUNG – Terkait sikap keprihatinan yang dilontarkan para aktivis Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di kawasan Jogja, Solo dan Semarang (Joglosemar) yang meliputi wilayah Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Surakarta, dan Jawa Tengah. Ketua PWI Jawa Barat angkat bicara
“Kami pada intinya, jika seandainya dualisme kepengurusan PWI Pusat diselesiakan lewat rekonsulidasi atau dengan cara islah, maka siapapun Ketua Umum (Ketumk)-nya nanti, kami akan mendukung,” ujar Hilman Hidayat Ketua PWI Jabar yang memilki anggota terbesar di Indonesia kepada inilahonline.com, Jumat (25/4/2025)
Menurutnya, apapun namanya jika tujuannya untuk rekonsulidasi yang bertujuan agar PWI tetap utuh dengan cara beradap dan terhormat, kami PWI Jabar tidak ada masalah. Pasalnya, kekisruhan ini akibat kedua kubu tetap mempertahankan pendapatnya masing-masing.
“Kekisruhan yang menyebabkan adanya dualisme di tubuh oragnisasi PWI yang sudah berlangsung selama setahun lebih, namun belum ada penyelesaiannya,” kata Direktur Ayo Network tersebut.
Sebelumya sikap keprihatinan atas dualisme di tubuh PWI dengan tak kunjung selesai hingga lebih dari setahun, sejumlah aktivis PWI di Kawasan Joglosemar yang digelar di di Sekretariat PWI Surakarta, di Kompleks Monumen Pers Nasional di Solo menyatakan bebrapa sikap.
Menurut Ketua PWI Solo Anas Syahirul, , di Kompleks Monumen Pers Nasional di Solo menyatakan, perlu dilakukan langkah-langkah penyelamatan organisasi dengan mengedepankan pemahaman bersama, sikap kenegarawanan, jiwa kekeluargaan, dan rasa kecintaan tinggi dalam pertemanan sebagai sebuah pijakan.
“Persoalan yang tak kunjung selesai di tubuh organisasi kewartawanan paling tua dan terbanyak anggotanya ini telah menimbulkan kerugian besar, baik materiil maupun nonmateriil,” tandasnya.
Anas menambahkan, kerugian atas dualisme kepengurusan PWI di Pusat ini tidak hanya dirasakan di pusat, yang saat ini sedang berpersoalan, namun dampaknya sangat luas hingga kepengurusan di daerah, bahkan secara individu pada anggota dan calon anggota.
“Sejumlah fakta ditemukan sepanjang konflik berlangsung di tubuh PWI tak kunjung bisa diselesaikan dengan sejumlah fakta,” pungkasnya.
Dalam pertemuan informal yang dihadiri sejumlah tokoh pers Yogyakarta Sihono HT (PWI Yogyakarta) dan Amir Machmud NS (Ketua PWI Jateng) dari Semarang, serta aktivis PWI Jateng Setiawan Hendra Kelana dan aktivis PWI Surakarta. (PH)
.
Komentar