INILAHONLINE.COM, SEMARANG – Kurang lebih empat ratusan mahasiswa Universitas Negeri Semarang (UNNES) melakukan aksi unjuk rasa, menolak diberlakukannya uang pangkal yang dbebankan mahasiswa baru tahun 2018 melalui jalur seleksi mandiri. Aksi yang sempat diwarnai perang adu mulut antara mahasiswa dengan petugas keamanan kampus itu,akhirnya para mahasiswa berhasil masuk sampai depan ruang rektorat, untuk menyampaikan aspirasinya.
”Sayang ketika berhasil masuk di halalam depan ruang rektor, ternyata rektornya tidak ada ditempat,”kata Koordinator aksi melalui humasnya Bintang Hindrawangsa Susanto di Semarang, Senin (4/6/2018).
Menurut Bintang, aksi ini dilakukan karena banyak keresahan mahasiswa baru yang mengeluhkan mahalnya uang pangkal. Padahal, sebenarnya uang pangkal bukan hal baru lagi di Unnes, meski beberapa tahun lalu sempat melakukan protes terkait mahalnya uang sumbangan pembangunan institusi.
”Kami menuntut kebijakan uang pangkal dihapuskan,apalagi kebijakan ini mahasiswa sudah terbebani mahalnya biaya uang kuliah tunggal (UKT),” ujarnya.
Ia mengungkapkan, uang pangkal yang ditetapkan oleh Unnnes sekarang ini, berkisar antara Rp 25 juta sampai Rp 40 juta. Seharusnya semangat UKT itu menghapuskan uang sumbangan, Tetapi tahun ini ditetapkan lagi uang pangkalnya.
”Oleh karena itu, kami menuntut rektor supaya menghapuskan kebijakan tersebut,”tegasnya.
Sementara itu Kepala UPT Pusat Humas Unnes Hendi Pratama mengatakan, aksi damai yang dilaksanakan oleh mahasiswa Unnes kurang tepat sasaran. Pasalnya, tuntutan tentang uang pangkal sudah disampaikan kepada perwakilan mahasiswa dan telah ditindaklanjuti dengan dialog dengan pimpinan Unnes pada Rabu (23/5).
”Jadi para peserta aksi belum memahami beberapa konsep uang pangkal yang diberlakukan Unnes. Uang pangkal hanya untuk seleksi mandiri sesuai dengan Permenristekdikti Nomor 39 tahun 2017,”jelasnya.
Menurut Hendi, besarnya uang pangkal tersebut bebas dipilih oleh calon mahasiswa, mulai golongan 1 Rp 5 juta, golongan 2 Rp 10 juta, golongan 3 Rp 15 juta, golongan 4 Rp 20 juta dan golongan 5 Rp 25 juta. Calon mahasiswa boleh memilih uang pangkal sesuai kemampuan ekonominya.
”Jika memang calon mahasiswa berprestasi kondisi ekonomi tidak mampu, maka boleh mengajukan uang pangkal nol. Pada jalur seleksi mandiri juga masih menerima peserta bidik misi,”paparnya.
Terkait transparansi yang ditujukan mahaiswa, Hendi menjelaskan, Unnes memiliki laporan keuangan yang diperiksa oleh Kantor Akuntan Publik dan BPK.
”Kalau yang dituntut adalah uang pangkal, maka tuntutan itu salah sasaran karena yang mengeluarkan peraturan adalah Kemenristekdikti. Kami hanya menjalankan aturan sesuai Permenristekdikti,”ujarnya.(Suparman)
Komentar