Sub Terminal Pagaden Amburadul

INILAHONLINE.COM, SUBANG

Buruknya sarana transportasi di kawasan Pantura Kabupaten Subang, Jabar, sudah menjadi konsumsi perbincangan sehari-hari publik. Tak terkecuali keberadaan Terminal di sejumlah tempat yang kondisinya sudah sangat memprihatinkan.

Fasiltas umum (Fasum) yang satu ini banyak dikeluhkan penggunanya. Seperti Sub Terminal Pagaden, pasalnya selain kondisi bangunan yang sudah rusak, tampak pelataran pangkalan terminal bak kubangan kerbau bila dimusim hujan.

Pengamatan di lapangan diketemukan, bila ruas pembatas jalur pengatur pemberangkatan mobil, selain tampak rapuh ditumbuhi rerumputan liar, beranda ruang tunggu terlihat lapuk, kondisi taman sekitar terkesan tidak terawat.

Neneng (25) salah seorang penumpang bersama kawan lainnya yang tengah menunggu tumpangan saat ditemui INILAHONLINE.COM, mengaku tidak kerasan menunggu di beranda ruang tunggu terminal.

“Enakan duduk disini, di beranda ruang tunggu tempat duduknya tidak nyaman. Lagian khawatir takut atapnya yang sudah lapuk sewaktu-waktu bisa saja rontok menimpa orang-orang yang duduk dibawahnya” tutur mereka.

Kepala UPTD Dinas Perhubungan Pagaden, ketika ingin di konfirmasi namun tidak ada di tempat.

Tetapi salah seorang pedagang setempat Asep (35) saat diwawancarai tidak menampik dengan kondisi terminal seperti itu. Pihaknya berharap bangunan terminal bisa segera dilakukan renovasi secara menyeluruh, agar tidak terlihat jorok sehingga para penggunanya merasa betah dan nyaman.

Saat dimintai komentar seputar kinerja Dishub Kab.Subang dan kondisi Sub-sub terminal khususnya Sub Terminal Pagaden, Wkl.Ketua Bidang Hukum dan Kajian, Strategi Ormas Forum Bela Bangsa (FBB) DPD Kab. Subang Yudha Kusumah T. menyesalkan atas kinerjanya Dishub Subang yang terkesan kurang peduli terhadap permasalahan yang muncul di lapangan.

Kesanya Ironis memang, di Sub-sub Terminal terus digenjot menggali PAD, kadang hari-hari liburpun petugas terlihat berlangsung memungut retribusi, sementara prasarana dan sarana tidak diperhatikan khususnya Sub Terminal Pagaden.

Disisi lain keberadaan Terminal dan Sub terminal kurang berfungsi. Seperti Sub Terminal Pamanukan, lokasi tepatnya di pasar Inpres. Kini di sekitar lokasi terminal itu kerap digunakan transaksi pedagang hewan dan transaski pedagang rupa-rupa lainnya. “ Di sub terminal Pamanukan itu kini sudah tidak berfungsi, tak ada aktifitas kendaraan yang lalu lalang disana. Sudah susah payah dibangun fasilitasnya, tapi tidak manfaatkan, khan Mubadzir..hanya menghamburkan uang rakyat ”, tuturnya.

Pihaknya juga mencontohkan kejadian di Terminal Subang, seperti pengaturan waktu keberangkatan kendaraan di terminal, yang menentukan jumlah penumpang, khan.. aneh. “ Sopir Elf misalnya, belum mau berangkat bila penumpangnya belum memenuhi target yang biasanya hingga melebihi kapasitas penumpang, jadi ada apa dengan oknum petugas jika hal ini dibiarkan” Ucap Yudha penuh tanya.

Begitu pula pengaturan keluar masuknya kendaraan di terminal , pihaknya sering menyaksikan, yang dominan mengatur justru para calo yang bukan fungsinya, sehingga terkesan semerawut. Lalu kemana saja petugas Dishub?. tuturnya geram.

(CJ/ABDULLAH)

banner 521x10

Komentar