INILAHONLINE.COM, KOREA SELATAN – Kualitas kopi asal Jawa Barat yang mulai mendapat tempat istimewa di pasar komoditas juga menjadi senjata ampuh bagi Pemerintah Provinsi Jabar dalam membuka hubungan dengan luar negeri.
Gubernur Jabar Ahmad Heryawan (Aher) mengakui keunggulan kopi asal Jabar yang selalu menjadi suvenir wajib dirinya saat berkunjung ke luar negeri, direspon sangat positif oleh mitra kerjasama. “Saya ke Jepang, China, Australia, Finlandia, bahkan Swedia sambutannya luar biasa,” katanya di Nagoya, Jepang, Minggu (29/4/2018).
Menurutnya diplomasi kopi yang dilakukan pihaknya saat di Swedia menuai hasil yang positif karena langsung disambut dengan rencana hubungan dagang komoditas tersebut di sana.
“Dengan Swedia baru saja MoU, langsung diplomasi kopi kita berjalan, Mei ini ada delegasi kopi kita yang diundang ke sana,” tuturnya.
Diplomasi kopi ini memang ditopang oleh kualitas kopi Java Preanger yang unik dan terbaik, meski delegasi daerah lain juga kerap membawa kopi sebagai buah tangan bagi tuan rumah, Jabar memiliki tempat tersendiri. “Kopi yang lain biasanya premium, kopi yang kita bawa selalu specialty. Ini posisinya tertinggi,” ujarnya.
Namun meski dinilai diplomasi kopi adalah trade mark yang murni dibangun pihaknya bersama Pemprov Jabar, Gubernur Heryawan memastikan ke depan diterimanya kopi Java Preanger menjadi pintu masuk mengenalkan Kopi Indonesia.
“Sekarang kita tinggal mengenalkan kopi Indonesia. Karena brand yang kita bawa tetap brand kopi Indonesia. Diplomasi kopi ini banyak manfaatnya selain memberikan keuntungan ekonomi, ke depan budaya minum kopi memang harus ditingkatkan karena manfaatnya bagi masyarakat sudah sangat jelas,” paparnya.
Sementara Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jabar Netty Prasetyani Heryawan menilai kunjungan Pemprov Jabar untuk membuka kerjasama memberi banyak keuntungan lebih selain soal sisi ekonomi.
Netty menunjuk kunjungan ke Korea Selatan memberikan gambaran terkait tingginya pemerintah dan warga disana menjunjung tinggi kesantunan sosial dan budaya bisa menjadi masukan berharga bagi pemerintah daerah.
“Orang Korea itu sangat santun. Satu yang paling berharga itu sikap mereka menghargai guru yang luar biasa. Betapa guru sangat dihormati,” ujarnya.
Dirinya juga menyoroti bagaimana nilai-nilai budaya begitu kuat dipegang masyarakat di sana meski Negara tersebut kini merupakan salah satu negara ekonomi garda depan di Asia Pasifik.
“Bahkan ada pepatah buat mereka, lahir di Jeju besar di Seoul, artinya lahir di tempat yang masih memiliki kebudayaan dan alam yang murni lalu membawa sikap budaya itu saat mereka mengembangkan karir atau belajar di kota besar,” katanya.
Sama seperti gubernur, Netty juga menjadikan kopi sebagai alat diplomasi dan pengenalan potensi daerah di ajang internasional. Dalam acara Indonesia Week 2018 di Nagoya pekan ini, Dekranasda Jabar bahkan memboyong kopi dan mendirikan tenant lengkap dengan barista ternama.(Frida)
Komentar