InilahOnline.com (Kota Bogor) – Pengemis dan anak-anak jalanan semakin banyak memenuhi setiap sudut Kota Bogor. Ironisnya para gepeng tersebut didominasi kaum ibu, anak-anak bahkan balita. Mereka keluyuran siang malam dan tak peduli hujan angin menerpanya.
Sebut saja Ani (7) bocah ini mengamen menggunakan botol kemasan plastik yang diisi pasir. “Saya ngamen duitnya untuk makan. Bapak saya sudah meninggal, ”tuturnya. Pengamen cilik ini mengaku disuruh oleh ibunya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, bahkan iapun tak jarang ditemani sang bunda saat beroperasi.
Rupanya sekarang sudah menjadi trend orang tua melatih anaknya menjadi pengemis. “Habis mau cari kerja apa lagi? Hidup semakin berat dan sulit. Kami terpaksa mengemis, karena suami saya sudah meninggal, sementara anak saya butuh makan,” ujar Ocah bersama anaknya menjadi pengemis di perempatan lampu merah Pangrango.
Tak hanya pengemis dan anjal yang makin marak di Kota Bogor, karena desakan ekonomi berbagai cara dilakukan sekelompok remaja untuk meminta minta uang dari masyarakat pengguna jalan. Seperti yang dilakukan manusia-manusia Silver. Mereka mengecat seluruh tubuhnya mulai dari rambut, tubuh, tangan kakinya berwarna silver. Mereka pun beraksi di perempetan jalan di Kota Bogor. Sepintas seperti patung, namun mereka bisa bergerak. Kendati mereka sering kali ditertibkan oleh Satpol PP dan Dinas Sosial jumlahnya tidak semakin berkurang.
Melihat kondisi ini salah satu anggota DPRD Kota Bogor Najamudin mengaku prihatin dengan fenomena sosial ini. Najamudin meminta kepada Pemerintah Kota Bogor untuk lebih serius dalam menangani Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) tersebut.
“Ini tanggung jawab Pemerintah, karena dalam UUD 1945 pasal 34 ayat 1, diamanatkan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Jadi, bukan hanya sekedar ditertibkan, tanpa adanya solusi,“ tegas wakil Ketua Fraksi Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD Kota Bogor itu ketika minta tanggapannya seusai menghadiri Sidang Paripurna DPRD, Rabu (25/10/2017)
Sebelumnya, Wali Kota Bogor menggagas program setiap pejabat eselon dua harus menjadi orang tua asuh bagi anak jalanan. Merupakan program yang menjadi salah satu cara Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam memperhatikan khusus Anak Jalanan (anjal). Nantinya untuk orang tua asuh berasal dari Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kota Bogor.
“Saya akan ambil dua sampai lima anak ini bukan soal anak jalanan, tetapi juga perhatian. Semua anjal akan diperhatikan dan menjadi anak asuh dari para pejabat eselon dua. Nanti akan diatur sistemnya dan diundang perwakilan anak jalanannya,” kata Walikota saat briefing staf di ruang Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, Selasa (24/10) kemarin. (M. Iqbal)
Komentar